Gerakan Pemuda Ansor Sulut Imbau Masyarakat Menahan Diri dan Tak Terprovokasi
Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Utara meminta masyarakat untuk menahan diri dan tak terprovokasi peristiwa penolakan ormas adat
Penulis: Chintya Rantung | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Utara meminta masyarakat untuk menahan diri dan tak terprovokasi peristiwa penolakan ormas adat terhadap kedatangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith dan Habib Muhammad Bin Abdurrahman Al-Athos ke Manado pada Senin (15/10/2018)
Dua habib itu datang untuk menghadiri haul ke-7 Habib Ali bin Abdurrahman bin Smith, tagbligh akbar, dan doa untuk bangsa Indonesia, khususnya doa bersama untuk korban pascagempa, doa bersama untuk korban pascagempa bumi di Palu dan Donggala di halaman Masjid Alwi bin Smith, Kelurahan Karame, Kecamatan Singkil, Kota Manado, Selasa (16/10/2018) dini hari.

Baca: Pasca-aksi Ormas Adat Tolak Habib Bahar & Al-athos, Ini Kata Pendeta, Pastor hingga Ketua MUI
"Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Utara saat ini telah berkoordinasi dengan pihak pemerintah dan aparat keamanan agar melakukan upaya-upaya preventif dan persuasif dalam rangka menghadapi situasi ini," kata Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Sulawesi Utara Yusra Alhabsyi kepada Tribunmanado.co.id Selasa (16/10/2018) dini hari.
Dikatakannya, pelaksanaan Haul Akbar Ke-7 Al Habib Ali Abdurrahman bin Smith sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Baca: Kronologi Penolakan Kedatangan Habib Bahar dan Habib Al-athos: Saya Orang Manado
Kondisi kedua belah pihak, baik pendukung ataupun yang menolak kedatangan Habib Bahar bin Smith dan Habib Hanif Al-Atas saat ini sudah terkendali berkat komunikasi dan kerjasama yang baik dari seluruh pihak.
"Kami mengimbau kepada umat muslim di Sulawesi Utara, lebih khusus kepada keluarga besar Ansor-Banser Sulawesi Utara agar kiranya menahan diri, dan tidak terpancing dengan segala bentuk informasi yang saat ini beredar di media sosial mengenai situasi terkini di Kota Manado, terutama informasi yang bertendensi memprovokasi," katanya.

Baca: FKUB Sepakat Luruskan soal Pengadangan Habib Bahar dan Hanif oleh Ormas Adat
Katanya, menahan diri agar tidak ikut serta menyebarkan informasi yang kurang bisa dipercaya mengenai situasi saat ini di Manado. Menahan diri untuk tidak terlibat berkomentar apapun di Media Sosial mengenai kondisi ini.
"Menahan diri untuk tidak membuat status di Media Sosial mengenai situasi ini. Memercayakan penuh masalah ini kepada pihak pemerintah dan aparat keamanan agar dapat menciptakan situasi dan lingkungan yang kondusif," sebutnya.
Baca: 7 Fakta di Balik Penolakan pada Habib Bahar & Al-athos di Manado, Alasan Ormas hingga Isi Ceramah
Lanjutnya, kepada media massa agar dapat memberitakan informasi yang berimbang dan serta ajakan untuk menjaga perdamaian di Kota Manado.
"Kepada elit politik agar tidak menggunakan isu ini untuk kepentingan politik yang akhirnya mengorbankan perdamaian di Kota Manado. Dengan harapan yang besar kepada seluruh warga masyarakat Sulawesi Utara dapat menahan diri, tidak terpancing, dan tidak turut memanas-manasi situasi ini. Kami percaya toleransi dan kerukunan di Sulawesi Utara adalah praktik hidup seluruh masyarakatnya," jelasnya. (chi)