Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ricardo Sengkeh, Karyawan Hotel Mercure Selamatkan 6 Rekannya sebelum Meninggal saat Gempa Palu

Jenazah Ricardo Sengkeh (27), Senior Sales Eksekutif Hotel Mercure Palu berhasil dievakuasi pada Rabu (3/10/2018) sore

Penulis: | Editor: Aldi Ponge
istimewa
Ricardo Sengkeh berfoto di depan tempat kerjanya saat masih hidup 

"Beristirahatlah dengan tenang," tulis Fanda Sisca misalnya. 

Suasana di sekitar Monumen Tumatenden, Zero Point, Matungkas, Dimembe, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis (04/10/2018).
Suasana di sekitar Monumen Tumatenden, Zero Point, Matungkas, Dimembe, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis (04/10/2018). (TRIBUN MANADO/DAVID MANEWUS)

Jenazah Disambut Ratusan Orang di Minut

Ratusan orang berkumpul di Monumen Tumatenden, Zero Point, Matungkas, Dimembe, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis (04/10/2018).

Mereka menunggu jenazah Ricardo Sengkeh.

Baca: Rudy Wowor Meninggal Dunia, Inilah 5 Gaya Aktingnya yang Kerap Berperan Menjadi Penjajah Belanda

Mereka mengendarai sepeda motor dan mobil.

Semua menjemput jenazah untuk diarak menuju Desa Dimembe.

Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu memberikan khotbah dalam Misa Requiem bagi almarhum Ricardo Sengkeh, senior sales eksekutif Hotel Mercure Palu Kamis (4/10/2018) tengah malam
Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu memberikan khotbah dalam Misa Requiem bagi almarhum Ricardo Sengkeh, senior sales eksekutif Hotel Mercure Palu Kamis (4/10/2018) tengah malam (TRIBUNMANADO/DAVID MANEWUS)

Uskup Manado: Ricardo Sengkeh Pahlawan dan Martir

Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu memberikan khotbah dalam Misa Requiem bagi almarhum Ricardo Sengkeh, senior sales eksekutif Hotel Mercure Palu Kamis (4/10/2018) tengah malam

Yang memimpin misa tengah malam sampai pagi dini hari itu ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Manado, Pastor Hendro Kandowangko dan turut mendampingi Pastor Paroki Laikit Pastor Bertje Karundeng.

Dalam khotbahnya Uskup Rolly juga menceritakan soal fakta yang diceritakan orang soal Ricardo. Ricardo katanya sebenarnya sudah selamat.

"Tapi Ricardo mengorbankan diri sendiri demi sendiri untuk menyelamatkan teman-temannya. Nilai yang ia sendiri kembangkan dan ditunjukkannya saat tidak disangka-sangka," katanya.

Bagi uskup itu bukan hanya nilai kepahlawanan tapi kemartiran. Seperti tokoh yang diperingati Gereja Katolik pada tanggal 4 Oktober yaitu Fransiskus Asasi (yang lahir tahun 1182).

"Ia orang kaya tapi berubah hidupnya. Yesus berbicara kepada untuk membangun gereja dan Fransiskus tergerak, ia mengambil barang milik orang tuanya dan dijual untuk itu," katanya.

Baca: Deretan Potret Menyedihkan Muka Bumi yang Dipenuhi Polusi dan Sampah Ciptaan Manusia

Ia mengatakan akhirnya Fransiskus diajak membangun Gereja yang hidup, untuk memperhatikan orang miskin. Saat orang tuanya datang Fransiskus ada dengan uskup.

"Fransiskus lalu membuka bajunya dan uskup memberikan jubah gembala. Baju cokelat untuk miskin dan solider," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved