Gempa Palu
La Ode Tinggalkan Harta di Palu, Kawanua Palu Eksodus ke Manado
Para korban Gempa Palu rela meninggalkan harta benda dan memboyong serta keluarga besarnya pindah tempat tinggal
Penulis: Arthur_Rompis | Editor:
"Disana gempa masih sering terjadi, orang orang panik, semua ingin keluar Palu, banyak mayat membuat bau tak sedap dan hampir setiap menit terdengar bunyi sirene ambulans, benar benar menakutkan," katanya.
Laode terbang ke Palu meninggalkan segenap harta hasil jerih payahnya selama bertahun tahun sebagai kontraktor.
Ia tak menyesal."Dari pada trauma terus," kata dia.
Dia sendiri belum menentukan kapan balik ke Palu. "Mungkin suatu waktu tapi tidak sekarang," kata dia.
Akmal pengungsi transit lainnya mengaku salut dengan jiwa sosial warga Manado yang begitu tinggi.
Selama berada di bandara lanudsri untuk menanti pesawat ke ternate, ia melihat banyak sekali truk berisi bantuan memasuki area lanudsri.
"Sungguh luar biasa kepedulian orang Manado," kata dia.
Sementara Ita, pengungsi yang hendak ke ternate terkejut melihat bantuan dalam jumlah banyak di gudang Lanudsri yang jadi posko penampungan bantuan.
"Wah bantuannya banyak sekali," kata Ita.
Ita berandai andai sekiranya bantuan tersebut segera dibawa ke Palu.
Pasti akan menolong banyak orang. "Makanan dan minuman di sana sangat kurang," kata dia.
Berdasarkan pantauan Tribun Manado Jumat pagi, beberapa pengungsi transit menggunakan lokasi Lanudsri sebagai tempat pengungsian sementara.
Mereka berteduh di bawah pohon, duduk di atas rumput dan meletakkan barang bawaan di atas aspal.
Sambil menanti jemputan keluarga serta pesawat ke Ternate, mereka sibuk menelepon.
Kardus tempat sampah yang berada tak jauh dari situ penuh dengan botol air mineral, snack serta kotak sisa makanan.