Gempa Palu
La Ode Tinggalkan Harta di Palu, Kawanua Palu Eksodus ke Manado
Para korban Gempa Palu rela meninggalkan harta benda dan memboyong serta keluarga besarnya pindah tempat tinggal
Penulis: Arthur_Rompis | Editor:
Ia sendiri masih menimbang nimbang apakah akan kembali ke Palu atau menetap di Manado.
Manado memang jadi salah satu kota tujuan pengungsi. Pengungsi yang masuk Manado umumnya memiliki keluarga di Manado.
Banyak pula yang menjadikan Manado sebagai tempat transit menuju Palu, Makassar serta Ternate.
Jumat pagi sekira pukul 9, sebuah pesawat Hercules C 130 membawa sebanyak 150 pengungsi ke Manado.
Sebagian besar pengungsi hanya transit. Salah satunya Laode Amali.
Warga Jalan Diponegoro Palu ini membawa serta keluarga besarnya. Tujuan mereka ke Ternate.
Sesungguhnya mereka ingin transit di Makassar. Namun Manado dipilih karena rute Makassar padat.
"Waktu itu petugas bandara memanggil, siapa yang ingin ke Manado, langsung saja saya berdiri, yang penting keluar dari Palu dulu," kata dia.
Ternyata Manado terasa menyenangkan. Sebut dia, mereka disambut hangat saat turun dari pesawat.
"Kami langsung diberi makanan, kue serta minum, anak saya Alifa langsung diberikan susu, saya ucap alhamdulilah," kata dia.
Dikatakan La Ode, si kecil Alifa yang masih berusia 1 tahun lebih terus menangis sewaktu di bandara Palu. Setiba di Manado, Alifa berubah tenang.
"Ia senang waktu dimandikan, kemudian ia dibedaki, kulitnya gatal - gatal karena sudah tak mandi berhari hari, lalu dia pun tidur pulas," kata dia.
Selain Alifa, ia pun mandi. Pihak Lanudsri menyediakan air serta perlengkapan mandi.
"Senang rasanya bisa mandi, saya sampai setengah jam mandi saking rindunya air" kata dia.
La Ode menuturkan, ia memilih meninggalkan tanah kelahirannya karena trauma. Ia mengaku tak bisa tidur nyenyak.