Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

HUT ke 73 TNI

HUT TNI - Sejarah Hari Ulang Tahun TNI Diperingati Setiap 5 Oktober, Dari TKR hingga Kini TNI

Sejarah panjang proses pembentukan TNI telah dilalui, sejak dari bentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sampai dengan TNI yang ada saat ini

Editor: Aldi Ponge
Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tanggal 5 Oktober merupakan Hari Ulang Tahun bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Sejarah panjang proses pembentukan TNI telah dilalui, sejak dari bentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sampai dengan TNI yang ada saat ini.

Penentuan 5 Oktober sebagai Hari ABRI pun memiliki sejarah panjang.
Tentara Indonesia mengalami beberapa fase, hingga menjadi TNI.

Pada awal dibentuk bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR), berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), kemudian berubah lagi menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Baca: HUT TNI - Ketika Kopassus Menelurkan Sat 81 Gultor, Pasukan Rahasia yang Lihai Hadapi Teror

Dalam sejarahnya, pada masa Demokrasi Terpimpin hingga masa Orde Baru, TNI pernah digabungkan dengan Polri.

Penggabungan ini disebut dengan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

Pemisahan Polri dan TNI, sesuai Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan Polri dan Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran Polri.

Pada 30 September 2004 disahkan Rancangan Undang-Undang TNI oleh DPR yang selanjutnya ditandatangani Presiden Megawati Soekarnoputri pada 19 Oktober 2004.

Baca: HUT TNI - Sederet Kesaktian Denjaka TNI AL, Hantu Laut yang Bikin Navy Seal Geleng-geleng Kepala

Sejarah pembentukan

Mengutip dari beberapa sumber dan wikipedia, sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, otoritas militer di Hindia Belanda diselenggarakan oleh KNIL.

Saat itu KNIL tidak langsung bertanggung jawab atas pembentukan angkatan bersenjata Indonesia pada masa depan, sebaliknya berperan sebagai musuh selama Revolusi Nasional Indonesia 1945-1949.

Kopassus Grup 3 Sandi Yudha
Kopassus Grup 3 Sandi Yudha ()

KNIL juga telah memberikan andil berupa pelatihan militer dan infrastruktur untuk beberapa perwira TNI pada masa depan.

Ada pusat-pusat pelatihan militer, sekolah militer dan akademi militer di Hindia Belanda.

Baca: HUT TNI -  Sat Bravo 90, Pasukan Khusus TNI AU Hebat Gilas Musuh di Udara, Mengerikan di Darat

Di samping merekrut relawan Belanda dan tentara bayaran Eropa, KNIL juga merekrut orang-orang pribumi Indonesia.

Pada 1940, saat Belanda di bawah pendudukan Jerman, dan Jepang mulai mengancam akses pasokan minyak bumi ke Hindia Belanda, Belanda akhirnya membuka kesempatan penduduk pribumi di Pulau Jawa untuk masuk sebagai anggota KNIL.

Selama Perang Dunia II dan pendudukan Jepang di Indonesia, perjuangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan mulai memuncak.

Pasukan Marinir TNI AL
Pasukan Marinir TNI AL (istimewa/Instagram)

Untuk mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia dalam perang melawan pasukan sekutu, Jepang mulai gerakan nasionalis Indonesia dengan menyediakan pelatihan militer dan senjata bagi pemuda Indonesia.

Pada 3 Oktober 1943, militer Jepang membentuk tentara relawan Indonesia yang disebut PETA ( Pembela Tanah Air).

Tujuannya membantu pasukan mereka menentang kemungkinan invasi oleh Sekutu ke wilayah Asia tenggara.

Baca: HUT TNI - Inilah Daftar Panglima TNI sejak Awal Kemerdekaan RI Hingga Kini

Peta awalnya dimaksudkan untuk menggalang dukungan lokal bagi Kekaisaran Jepang.

Tetapi kemudian menjadi sumber daya Republik Indonesia selama Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949.

Selain itu berperan dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat pada 1945.

Tak punya tentara

Pada awal Negara Indonesia berdiri, sama sekali tidak mempunyai kesatuan tentara.

Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk dalam sidang PPKI pada 22 Agustus 1945 bukanlah tentara sebagai suatu organisasi kemiliteran yang resmi.

Paskhas TNI AU
Paskhas TNI AU (TRIBUNNEWS)

Saat itu, BKR berada di bawah wewenang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan KNI Daerah dan tidak berada di bawah perintah presiden sebagai panglima tertinggi angkatan perang, juga Menteri Pertahanan.

BKR hanya disiapkan untuk memelihara keamanan setempat agar tidak menimbulkan kesan bahwa Indonesia menyiapkan diri untuk memulai peperangan menghadapi Sekutu.

Melalui Maklumat Pemerintah pada 5 Oktober 1945, BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Pada 7 Januari 1946, TKR berganti nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.

Baca: HUT TNI - Inilah Pasukan Elit Indonesia yang Misterius dengan Kemampuan Mengerikan

 

Kemudian pada 26 Januari 1946, diubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Sejak 1959, tanggal 5 Oktober ditetapkan sebagai Hari Angkatan Perang, yang saat ini disebut sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia.

Yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa kelahiran angkatan bersenjata Indonesia.

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Karena saat itu di Indonesia terdapat barisan-barisan bersenjata lainnya di samping Tentara Republik Indonesia, maka pada 15 Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk mempersatukan Tentara Republik Indonesia dengan barisan-barisan bersenjata tersebut menjadi Tentara Nasional Indonesia ( TNI).

Baca: HUT TNI - Kisah Pasukan Infiltran TNI AL Mampu Taklukkan Kapal Perang & Pesawat Tempur Belanda

Pemberontakan lokal

Dari 1950-1960-an, Republik Indonesia berjuang untuk mempertahankan persatuan negara terhadap pemberontakan lokal dan gerakan separatis di beberapa provinsi.

Pada 1948-1962, TNI terlibat dalam perang lokal di Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan melawan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

TNI juga membantu menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan pada 1963.

Kopaska TNI AL
Kopaska TNI AL ()

Dari 1961-1963, TNI terlibat dalam operasi militer untuk pengembalian Irian Barat ke Indonesia.

Pada dari tahun 1962-1965 TNI terlibat dalam Konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Masa orde baru

Pada masa Orde Baru, militer di Indonesia lebih sering disebut dengan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

Itu terdiri dari unsur angkatan perang dan kepolisian negara atau Polri.

Ilustrasi Tontaipur Kostrad
Ilustrasi Tontaipur Kostrad (voxntt)

Dari 1970-1990-an militer Indonesia bekerja keras untuk menekan gerakan separatis bersenjata di Provinsi Aceh dan Timor Timur.

Era reformasi

Pada era ini, terjadi perubahan pada tubuh ABRI. Setelah jatuhnya Soeharto pada 1998, gerakan demokratis dan sipil tumbuh mengganti peran militer dalam keterlibatan politik di Indonesia.

Reformasi memisahkan kepolisian dari militer. Pada 2000, Kepolisian Negara Republik Indonesia secara resmi kembali berdiri sendiri dan merupakan sebuah entitas yang terpisah dari militer.

Nama resmi militer Indonesia juga berubah, dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menjadi kembali Tentara Nasional Indonesia (TNI).

TAUTAN AWAL: http://jambi.tribunnews.com/2018/10/03/sejarah-hari-ulang-tahun-hut-tni-diperingati-setiap-tanggal-5-oktober-dari-tkr-kini-menjadi-tni?page=all

 
Sumber: Tribun Jambi
Tags
ABRI
TNI
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved