Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tahun Ini, MKNT Bidik Rp 8 Triliun

PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk memproyeksikan pendapatan tahun ini tumbuh 26,9% year-on-year (yoy) menjadi Rp 8 triliun.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribunnews
Rupiah 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk memproyeksikan pendapatan tahun ini tumbuh 26,9% year-on-year (yoy) menjadi Rp 8 triliun. Sepanjang tahun lalu, distributor perangkat telekomunikasi ini berhasil mencetak penjualan Rp 6,33 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk, Ornella Bartin, masih optimistis kinerja perusahaan semakin membaik. Tidak hanya dari sisi penjualan, Mitra Komunikasi juga akan menggenjot penguasaan pasar untuk penjualan pulsa operator Telkomsel.

"Target penjualan pada tahun ini masih inline antara Rp 7 triliun sampai Rp 8 triliun," ujar dia kepada KONTAN, Rabu (3/10).
Sejatinya, potensi pendapatan yang bisa diraih emiten dengan kode saham MKNT di Bursa Efek Indonesia ini terbilang cukup besar. Sebab, populasi pengguna telepon seluler, khususnya nomor prabayar, masih cukup besar di Indonesia.
Berdasarkan catatan internal Mitra Komunikasi, sebanyak 97% masyarakat Indonesia masih memakai nomor telepon prabayar.

Adapun sisanya 3% adalah pengguna pascabayar. Dari total pengguna, pembelian melalui gerai fisik masih cukup bagus.
Memang, bisnis utama Mitra Komunikasi masih mengandalkan distribusi pulsa dan starter pack produk Telkomsel di Jawa, Bali dan Sumatra.

Jumlah tersebut berkontribusi 95% dari total pendapatan, sedangkan sisanya berasal dari penjualan gadget.
Ornella mengharapkan, penguasaan pasar untuk penjualan pulsa Telkomsel bisa meningkat. Saat ini, MKNT sudah menguasai 9,52% pangsa pasar penjualan pulsa Telkomsel. "Hingga akhir tahun nanti, penguasaan pasar pada penjualan pulsa bisa mencapai 9%-an," ungkap dia.

Di sisi lain, Mitra Komunikasi belum berencana merealisasikan akuisisi perusahaan baru. Sebelumnya, perusahaan ini berencana mengakuisisi perusahaan untuk memperkuat penguasaan pasar pulsa Telkomsel.
Ornella pun membenarkan penundaan rencana akuisisi tersebut. Bahkan ia memastikan sampai akhir tahun nanti tidak akan ada aksi korporasi tersebut. "Rencana akuisisi belum bisa terealisasi pada tahun 2018, belum pasti juga awal tahun depan," ujar dia.

Sejatinya, Mitra Komunikasi sudah mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 40 miliar untuk akuisisi perusahaan penjual pulsa Telkomsel. Meski begitu, MKNT terus melakukan penetrasi di segmen penjualan pulsa di gerai-gerai fisik milik perusahaan.
Berdasarkan catatan KONTAN, MKNT juga mengembangkan ekosistem digital, salah satunya meningkatkan kecepatan distribusi pulsa ke agen dari sebelumnya sehari menjadi satu sampai dua jam.

Selain itu, MKNT menggarap penjualan pulsa digital melalui Kioson. "Kami masih andalkan gerai fisik dan Kioson," kata Onelle. Kioson merupakan perusahaan penyedia layanan pembayaran mulai dari pembelian pulsa, paket data, payment point online bank, transfer uang, pinjaman dan tiket kereta api.

Midi Utama Alihkan Aset Lawson ke Anak Usaha

Di awal bulan ini, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) menjual aset milik mereka. Perusahaan ritel tersebut menjual hak sewa dan peralatan gerai Lawson kepada PT Lancar Wiguna Sejahtera.

Suantopo Po, Sekretaris Perusahaan MIDI menyampaikan, PT Lancar Wiguna Sejahtera merupakan anak usaha MIDI dengan persentase kepemilikan sebesar 99% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

"Jenis asetnya adalah hak sewa dan peralatan toko Lawson dengan nilai transaksi Rp 50,36 miliar," ujar dia seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/10).

Suantopo mengatakan, tidak ada dampak penjualan aset Lawson terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perusahaan. Ini merupakan transaksi penunjang kegiatan usaha utama perusahaan terkendali.
Berdasarkan catatan KONTAN, saat ini MIDI mengoperasikan sebanyak 60 gerai Lawson di beberapa tempat di wilayah Jabodetabek. Adapun pangsa pasar Lawson masih kalangan milenial. Mayoritas gerai Lawson saat ini berkonsep stand alone atau berdiri sendiri.

Hanya sebagian kecil yang berada di perkantoran maupun pusat perbelanjaan. Secara persentase, gerai Lawson yang dibangun secara stand alone mencapai 90%. Melihat respons pasar yang masih positif, Midi Utama terus mengembangkan format gerai convenience store melalui Lawson Station.

Net Media Makin Ekspansif di Digital

Pertumbuhan bisnis digital yang makin masif saat ini membuat PT Net Media tidak mau ketinggalan kereta. Pemilik Net TV ini bakal mengoptimalkan ekspansi bisnis di bidang digital.

Wishnutama, Direktur Utama PT Net Media melihat bahwa bisnis digital adalah bisnis masa depan yang harus dimasuki oleh perusahaan ini. Fakta inilah yang membuat Net Media berkolaborasi dengan Tokopedia. Yakni dengan mengoperasikan fitur Net Play belum lama berselang. Sayang, Wisnutama tidak menjelaskan soal potensi bisnis dari fitur tersebut.

Namun ia memastikan kerjasama dengan Tokopedia di bidang digital bisa saja berlanjut di kerjasama yang lain. Tapi untuk saat ini, ia masih akan fokus memperhatikan perkembangan Net Play. "Pasti ada rencana berikutnya dengan Tokopedia, tapi saat ini kami ingin melihat potensi yang ada terlebih dahulu dengannya," tuturnya.

Bagi Wishnutama, Net Play merupakan pintu masuk bagi perusahaan ini untuk terus mengoptimalkan di bidang digital. Sebelumnya, Net TV sudah mengoperasikan aplikasi live streaming yang ada di program Net TV bernama Zulu.id yang sudah tersedia di android dan iOs.

Lewat ekspansi di bidang digital ini, Wishnutama berharap pertumbuhan bisnis perusahaan ini bakal terus menunjukkan tren yang positif sampai akhir tahun ini. Ia proyeksi bisa tumbuh sekitar 15%-20% dari tahun lalu.

Supaya pertumbuhan bisnis terjaga, Net Media tengah menjajaki mencari pendanaan untuk ekspansi usaha, terutama di bidang digital dan konten. Salah satu opsi atau initial public offering (IPO). "Belum tentu IPO, karena kami harus melihat situasi pasar dan ekonomi," tuturnya.

SAPX Yakin Usai IPO Pendapatan Naik 50%

PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) yakin usai mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) kinerja akan meningkat. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa kurir ini menargetkan pendapatan naik 50% dibanding periode sama pada tahun lalu sebesar Rp 148,2 miliar.

Perusahaan ini yakin target akan tercapai. "Kalau dari pendapatan, kami yakin bisa mencapai Rp 250 miliar hingga akhir tahun," kata Budiyanto Darmastono, Direktur Utama SAPX, Rabu (3/10).

Maklum saja, di kuartal satu tahun ini, pendapatan SAPX telah naik 54,3% jadi Rp 48,2 miliar. Pada periode yang sama, laba kotor SAPX juga meningkat 59,3% menjadi sebesar Rp 10,8 miliar dari sebelumnya Rp 6,8 miliar.

Untuk menggapai pertumbuhan kinerja, SAPX akan membuka outlet baru. Hingga September 2018 ini, SAP telah memiliki 200 gerai SAP Express. "Setiap hari kami mendapat tiga sampai empat customer yang menawarkan diri menjadi salah satu agen, namun per bulan menambah 10 outlet saja," ujar Budi.

Targetnya, di akhir tahun ini akan ada 220 outlet. Untuk tahun depan, Budiyanto menargetkan akan menambah 1.000 outlet.
Tak hanya pendapatan yang diharapkan tumbuh. SAP Express juga yakin bisa mencetak laba. Asal tahu saja, tahun lalu, perusahaan ini masih rugi.

Apalagi usai IPO, beban perusahaan ini sedikit berkurang. Pasalnya, dana hasil IPO, selain untuk menambah gerai juga untuk membayar utang.

Emiten yang kemarin mencatatkan saham perdana ini meraih dana IPO Rp 108 miliar. Saham SAPX ditawarkan di Rp 250 dan mencatatkan oversubscribed dua kali. Manajemen SAP memaparkan, sekitar 61,5% dana IPO digunakan untuk melunasi obligasi konversi yang akan jatuh tempo di 2021.

Convertible bonds senilai Rp 30 miliar tersebut dimiliki oleh GD Express Carrier Bhd. Sedang sisa dana 38,5% akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan bisnis.

Harga saham SAPX melesat 49,6% di hari pertama mencatatkan diri di bursa, yakni di harga Rp 374 per saham dari harga awal di Rp 250 per saham. Harga tersebut bertahan sampai penutupan. (Anna Maria AR, Elisabet Lisa L/Venny Suryanto/Andy Dwijayanto/Andy Dwijayanto)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved