Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Target Kredit Para Bankir Bisa Meleset: Bankir Optimistis Meraih Target

Kredit perbankan tidak akan terlalu deras hingga akhir tahun nanti. Para bankir akan berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribunnews
Logo OJK 

Sumber: Bloomberg

Menggali Potensi Cuan dari Saham Berbasis Ekspor

Depresiasi rupiah masih membayangi emiten di dalam negeri. Pekan lalu, rupiah melemah 0,57% menembus Rp 14.900 per dollar Amerika Serikat (AS). Memanfaatkan hal ini, analis menyarankan melirik saham berbasis ekspor.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyebut, paling tidak sebagian pendapatan emiten tersebut dalam dollar AS. Saat rupiah melemah, emiten berbasis ekspor bisa untung. Apalagi, The Fed masih berpeluang menaikkan bunga acuan empat kali lagi.

Salah satu yang menarik dilirik adalah Sri Rejeki Isman (SRIL). Dari total pendapatan US$ 543,76 juta pada semester pertama, sebesar 54% atau setara US$ 291,8 juta merupakan pendapatan hasil ekspor.

Beban pokok penjualan ekspor senilai US$ 209,9 juta. "Sehingga, ekspor SRIL mampu mengompensasi depresiasi rupiah," tulis analis UOB Kay Hian, Jovin Anwar dalam riset 13 September.

Saham SRIL juga termasuk saham favorit di tengah fluktuasi pasar. Sepanjang September, harga saham emiten tekstil ini naik 1,18%, mengalahkan IHSG yang turun 0,70%.

Sinyal serupa, datang dari Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) yang naik 0,28% sebulan terakhir. Hanya, porsi pendapatan ekspor ICBP tak sebesar SRIL. Pendapatan ekspor hanya Rp 1,72 triliun, atau 8% dari pendapatan konsolidasi, Rp 19,46 triliun.

Saham berbasis batubara serta migas juga menarik. Terlebih, ada katalis, tren kenaikan harga minyak.
Edwin merekomendasikan ICBP dengan target harga Rp 9.650. Dari sektor migas, saham Medco Energi Internasional (MEDC) dengan target harga Rp 1.740 per saham.

M Nafan Aji, analis Binaartha Sekuritas, menyarankan beli SRIL dengan target harga 12 bulan di Rp 442.
Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Isnaputra Iskandar dalam riset September 2018 merekomendasikan ADRO, ITMG dan PTBA. Target harga masing-masing Rp 2.600, Rp 35.00 dan Rp 5.400.

Kontribusi ekspor ADRO mencapai 80% dari total pendapatan semester I-2018 sebesar US$ 1,49 miliar. ITMGmencatat ekspor 86% dari total pendapatan US$ 808,89 juta. Pemasukan ekspor PTBA setara 52% dari total pendapatan Rp 10,52 triliun.  (Dityasa Hanin Forddanta/Krisantus de Rosari Binsasi/Galvan Yudistira/Maizal Walfajri)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved