Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ibunda Haringga Histeris dan Meronta: Sempat Izin Ayah Pergi ke Bandung

Tewasnya Haringga Sirila (23), anggota The Jakmania suporter Persija Jakarta yang dikeroyok oknum Bobotoh meninggalkan luka

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TribunStyle.com/ Instagram
Duka cita atas tewasnya The Jakmania, Haringga Sirila 

"Pagi ini juga saya akan meminta keterangan lengkap dari semua pihak. Pemerintah tak akan tinggal diam jika ada anak muda terus jadi korban hanya karena sepakbola,"ujar Imam.

Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade, menilai bahwa ada kesalahan yang dilakukan oleh Panpel Persib Bandung sebelum pertandingan melawan timnya. Ia sangat kecewa seketika melihat banyaknya suporter Persib yang datang ke Graha Persib satu hari sebelum pertandingan melawan Persija digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat.

Gede mengaku sangat geram dengan aksi oknum-oknum pengeroyokan Haringga tersebut. Ia pun menegaskan bahwa pihaknya takkan diam saja. Persija akan mengirim surat kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab, serta meminta pemerintah untuk membantu dalam mengusut tuntas permasalahan tersebut.

"Ya dia Haringga adalah keluarga Persija, dia orang Jakarta. Saya sangat kecewa ada kejadian ini. Mudah-mudahan amal dan ibadahnya diterima Allah SWT," terang Gede dikutip dari halaman resmi klub Persija.

"Pihak The Jakmania bakal bersurat ke kepolisian untuk mengusut tuntas. Kami dari Persija bakal mengirim surat ke PSSI, PT LIB, dan pemerintah agar kejadian ini ditindak," tutupnya.

Manajer Persija, Ardhi Tjahjoko mengutuk keras pelaku pengeroyokan Jakmania di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat. Ardhi sangat menyayangkan rivalitas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung kembali memakan korban jiwa. Ia menilai tindakan pengeroyokan hingga hilangnya nyawa seorang pria merupakan tindakan kriminal dan sudah kelewat batas.

Ardhi menilai perseteruan antara kedua kelompok suporter ini sudah tidak wajar. "Untuk kesekian kalinya, lagi, ada suporter yang sampai meninggal, ini sudah sangat keterlaluan dan biadab. Tidak punya hati lagi. Mau sampai kapan sepak bola kita seperti ini," kata Ardhi Tjahjoko.

Lebih lanjut, Ardhi tak bisa memaklumi perilaku tak terpuji yang dilakukan oleh pelaku pengeroyokan. Menurutnya, sepak bola seharusnya bisa menyatukan perbedaan di masyarakat Indonesia. Kemenangan atau kekalahan dalam sebuah pertandingan harus bisa diterima lapang dada oleh semua elemen klub.

"Saya katakan suatu hal yang biasa dalam bermain sepak bola, ada menang, seri, dan kalah. Semua harus bisa kita terima dengan lapang dada," ujar Ardhi.(Tribun Network/ega/fer/wly)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved