Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ibunda Haringga Histeris dan Meronta: Sempat Izin Ayah Pergi ke Bandung

Tewasnya Haringga Sirila (23), anggota The Jakmania suporter Persija Jakarta yang dikeroyok oknum Bobotoh meninggalkan luka

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TribunStyle.com/ Instagram
Duka cita atas tewasnya The Jakmania, Haringga Sirila 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Tewasnya Haringga Sirila (23), anggota The Jakmania suporter Persija Jakarta yang dikeroyok oknum Bobotoh meninggalkan luka mendalam bagi ibu korban.

Ibu korban yang bernama Mira itu terlihat terus menangis dan hampir pingsan lantaran syok atas kematian putra bungsunya itu.

Ia tampak harus ditenangkan oleh para kerabatnya untuk bersabar dan berusaha menghadapi kenyataan bahwa buah hatinya telah tiada.

"Astaghfirullahaladzim. Ya Allah kenapa anak saya harus pergi seperti ini," kata Mira meronta-ronta menangisi kepergian Haringga di rumahnya di Jalan Bangun Nusa Rt 13 RW 03, Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat.
"Sabar bu istighfar namanya umur kita semua enggak ada yang tahu," ujar kerabat berusaha menenangkan ibunda korban.

Haringga tewas dikeroyok oknum bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api Minggu siang jelang pertandingan antara Persib Bandung VS Persija Jakarta yang digelar di stadion tersebut.

Haringga kena sweeping oknum suporter Bobotoh dan diketahui berasal dari Jakarta serta bagian dari Jakmania.
"Pokoknya jangan sampai ada satupun yang lolos, semuanya harus dihukum setimpal," kata Mira.

Ia mengatakan, penganiayaan yang dilakukan para pelaku terhadap anak bungsunya itu sudah di luar batas kewajaran. Pasalnya, perlakuan mereka terhadap Haringga sangat tidak berperikemanusiaan.
"Anak saya dipukul sampai kepalanya luka," ujar Mira.

Raut kesedihan terlihat jelas di wajah Mira. Sesekali ia juga tampak mengusap pipinya karena tak kuasa menahan air matanya.
Sementara ayah korban, Siloam (52), terlihat lebih tegar meski matanya terlihat berkaca-kaca.

"Kalau saya pelaku dihukum mati semua," kata Siloam. Suasana duka pun tampak menyelimuti rumah bercat hijau itu. Sejumlah petugas kepolisian pun turut membantu prosesi pemakaman jenazah korban hingga selesai.

Siloam mengatakan anaknya memang meminta izin kepadanya pergi ke Bandung, Jawa Barat, kemarin malam. Namun, ia tak mengetahui kalau anaknya itu pergi ke Bandung untuk mendukung Persija Jakarta yang bertandang melawan Persib Bandung.

"Dia semalam izin sama saya mau ke Bandung. Baru tadi pagi dia berangkat ke sana, cuma dia sama sekali enggak bilang kalau ternyata mau dukung Persija," kata Siloam.

Sepengetahuan Siloam, anaknya itu pergi ke Bandung seorang diri. "Dia cuma sendiri aja bilang sama saya. Cuma ya itu, dia enggak bilang kalau ke Bandungnya itu buat nonton Persija," kata Siloam.

Siloam mengatakan korban yang merupakan anak keduanya memang begitu mencintai Persija Jakarta. Anaknya juga dikenal gemar menonton pertandingan Persija tak hanya saat bermain di kandang namun juga kala bermain tandang.

"Dia memang suka nonton Persija, cuma untuk yang tadi itu dia enggak bilang. Pokoknya cuma mau ke Bandung aja," katanya.
Haringga Sirila (23) memang dikenal sebagai anggota The Jakmania yang sangat fanatik mendukung Persija Jakarta.

Tak hanya saat Persija bermain di Jakarta, namun pemuda yang bekerja sebagai montir itu juga kerap kali mendukung Macan Kemayoran ketika melakoni laga tandang.

"Wah dia mah emang suka nonton Persija. Bukan cuma pas main di Jakarta saja, tapi pas main di luar kota juga dia sering nonton. Kemarin pas lawan PSIS juga dia nonton sendiri," ujar Hilmi (20) teman Haringga.

Hilmi mengatakan dirinya juga sempat diajak Haringga ke Bandung guna menyaksikan Persija kala berlaga melawan Persib Bandung sore tadi.

Namun ajakan Haringga melalui pesan Whatsapp itu ditolaknya karena alasan keamanan. Dikatakan Hilmi, penolakannya itu pun sempat dicibir oleh Haringga.

"Saya diajak juga buat ke Bandung. Cuman kan saya bilang kita dilarang buat datang ke sana makanya saya enggak mau ikut. Terus dia bilang tuh kalau saya cemen ah," kata Hilmi.

Hilmi pun tak menyangka kepergian Haringga ke Bandung untuk mendukung tim kesayangannya bakal berujung petaka. Sepengetahuannya, ini baru kali pertama Haringga datang ke Bandung untuk mendukung Persija berlaga melawan busuh bebuyutannya itu.

"Dia emang sering ikut nonton Persija ke luar kota. Tapi kalau yang ke Bandung itu kayaknya baru kali ini deh," ucapnya.
Jenazah Haringga dimakamkan di kampung halamannya Indramayu, Jawa Barat.

Suporter klub sepakbola Persija The Jak Mania ikut mengantarkan Haringga ke pusara terakhirnya. Jenazah Haringga dimakamkan di TPU Buyut Kebulen. The Jakmania Cengkareng mengiring proses pemakaman Haringga.

Selain itu, sejumlah pejabat setempat dan kepolisian hadir dalam proses pemakaman Haringga. Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto mengirim ucapan duka berbentuk karangan bunga.

Ribuan bobotoh pendukung Persib Bandung.
Ribuan bobotoh pendukung Persib Bandung. (deny denaswara/tribun jabar)

PSSI Kecam

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi angkat bicara atas insiden pengeroyokan yang berujung kematian seorang anggota The Jakmania, sebelum laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta dimulai. Selain mengucapkan bela sungkawa, Edy Rahmayadi mengatakan, seharusnya sepak bola menyatukan.

Dirinya pun mengecam oknum pelaku pengeroyokan dan mengimbau agar semua pihak menahan diri. Gubernur Sumatera Utara itu telah mempercayakan penyelesaian kasus kepada pihak yang berwenang.

"PSSI ikut berbelasungkawa yang mendalam atas kejadian yang menimpa Haringga. Kami sangat prihatin dan menyayangkan peristiwa ini. Kami mengecam oknum pelaku," kata Edy Rahmayadi.

"Kami harap kejadian ini tak terulang di sepakbola Indonesia," sambung mantan Pangkostrad tersebut. PSSI sangat berharap kasus ini dapat diselesaikan, yang artinya pelaku pengeroyokan dapat diusut tuntas. "Kita percayakan kepada pihak berwajib untuk mengusut tuntas," beber Edy.

"Tentu PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru dan klub-klub juga akan melakukan evaluasi agar ke depan hal-hal seperti ini tidak terulang lagi," pungkasnya.

Sementara itu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi juga akan menelusuri kasus pembunuhan Haringga Sirla (23). Ia akan meminta keterangan dari sejumlah pihak dan pastikan pemerintah tidak akan tinggal diam.

"Pagi ini juga saya akan meminta keterangan lengkap dari semua pihak. Pemerintah tak akan tinggal diam jika ada anak muda terus jadi korban hanya karena sepakbola,"ujar Imam.

Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade, menilai bahwa ada kesalahan yang dilakukan oleh Panpel Persib Bandung sebelum pertandingan melawan timnya. Ia sangat kecewa seketika melihat banyaknya suporter Persib yang datang ke Graha Persib satu hari sebelum pertandingan melawan Persija digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat.

Gede mengaku sangat geram dengan aksi oknum-oknum pengeroyokan Haringga tersebut. Ia pun menegaskan bahwa pihaknya takkan diam saja. Persija akan mengirim surat kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab, serta meminta pemerintah untuk membantu dalam mengusut tuntas permasalahan tersebut.

"Ya dia Haringga adalah keluarga Persija, dia orang Jakarta. Saya sangat kecewa ada kejadian ini. Mudah-mudahan amal dan ibadahnya diterima Allah SWT," terang Gede dikutip dari halaman resmi klub Persija.

"Pihak The Jakmania bakal bersurat ke kepolisian untuk mengusut tuntas. Kami dari Persija bakal mengirim surat ke PSSI, PT LIB, dan pemerintah agar kejadian ini ditindak," tutupnya.

Manajer Persija, Ardhi Tjahjoko mengutuk keras pelaku pengeroyokan Jakmania di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat. Ardhi sangat menyayangkan rivalitas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung kembali memakan korban jiwa. Ia menilai tindakan pengeroyokan hingga hilangnya nyawa seorang pria merupakan tindakan kriminal dan sudah kelewat batas.

Ardhi menilai perseteruan antara kedua kelompok suporter ini sudah tidak wajar. "Untuk kesekian kalinya, lagi, ada suporter yang sampai meninggal, ini sudah sangat keterlaluan dan biadab. Tidak punya hati lagi. Mau sampai kapan sepak bola kita seperti ini," kata Ardhi Tjahjoko.

Lebih lanjut, Ardhi tak bisa memaklumi perilaku tak terpuji yang dilakukan oleh pelaku pengeroyokan. Menurutnya, sepak bola seharusnya bisa menyatukan perbedaan di masyarakat Indonesia. Kemenangan atau kekalahan dalam sebuah pertandingan harus bisa diterima lapang dada oleh semua elemen klub.

"Saya katakan suatu hal yang biasa dalam bermain sepak bola, ada menang, seri, dan kalah. Semua harus bisa kita terima dengan lapang dada," ujar Ardhi.(Tribun Network/ega/fer/wly)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved