Traveling Yuk
Duuuh Pahitnya Air di Pos 2 Gunung Klabat Sulut, Nih Tips Bikin Selezat Jus Buah
Pendaki yang pernah melalui jalur ini pasti mengenal dengan baik bagaimana penampakan dan rasa air di Pos 2.
Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Fransiska_Noel
Akhirnya apa yang saya paling tidak sukai terjadi juga. Saya harus menambah cadangan air minum dengan mengambil dari mata air yang ada di Pos 2.
Pendaki yang pernah melalui jalur ini pasti mengenal dengan baik bagaimana penampakan dan rasa air yang ada di Pos 2 ini.
Karena lelah dan sedikit kesal akibat salah perhitungan untuk penggunaan air minum, saya putuskan untuk istirahat sambil berselonjor, kemudian dengan sedikit enggan meminta tolong teman pendaki untuk mengambil air sambil menyodorkan botol air mineral padanya.
Butuh waktu sekitar setengah jam pulang pergi untuk bisa mencapai lokasi mata air yang katanya juga menjadi lokasi tempat minum berbagai satwa yang ada di Gunung Klabat. So, mesti hati-hati ya kalau kesana.
Mata air yang keluar pun tak sebanyak mata air di Pos 6. Airnya keluar sedikit dan bercampur dengan sisa humus tumbuhan dan hewan-hewan kecil yang hidup di air.
Duuuh, tampilannya benar-benar bikin enggan untuk diminum.
Keruh, banyak insekta kecil di dalamnya, dan rasanya pahit.
Warna keruh kecoklatan dan rasa pahit sepat ini diakibatkan air resapan tercampur sisa humus dedaunan hutan yang sudah membusuk.
Mencobanya sekali, dua kali teguk, lidah saya menyerah! OMG, air ini benar-benar tidak bisa diminum.
Meskipun, dua teman saya yang lain santai saja merebusnya kemudian ditambahkan kopi dan gula, dan katanya enak.
“Justru ini yang bikin kita kangen Gunung Klabat ya salah satunya karena rasa dari air di Pos 2 ini,” kata temanku sambil tertawa.
Sambil istirahat, saya terus memandangi botol air mineral berisi air keruh kecoklatan tersebut.
Perjalanan masih panjang, saya mau tak mau harus minum air ini.
Benarlah kata bijak. “Di saat terjepit, ide muncu!”
“Ahaa, air ini bisa diolah sedikit supaya bisa diminum kok,” gumanku dalam hati.”