Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prabowo Dapat Cerita Sofa Bolong: Safari ke Rumah Kelurga Gus Dur

Bakal calon presiden, Prabowo Subianto, terus melakukan safari politik. Kali ini Prabowo mengunjungi rumah keluarga

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
Prabowo di rumah Gus Dur 

"Dulu sempat di Tempo kan," tanya Prabowo. "Iya, sekarang sudah pensiun," jawab Wahyu. "Dulu sering nyerang-nyerang saya. Telepon-telepon," tambah Prabowo. "Saya senang diserang-serang," lanjut Prabowo.

Tak Mungkin Dukung Khilafah

Prabowo Subianto berang ketika dirinya disebut ingin mengubah dasar negara Pancasila dengan khilafah. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu menegaskan komitmennya untuk menjaga Pancasila sebagai dasar negara RI.

Untuk itu, dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir soal isu dirinya akan mengubah Pancasila sebagai dasar negara. "Ada juga yang bertanya, Prabowo ini mendukung dan akan mengubah Pancasila menjadi khilafah.

Ya saya kira ini sesuatu yang menggelikan, saya mentertawakan," kata Prabowo Subianto. seusai bersilaturahi dengan keluarga KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta, Kamis (13/9).

Prabowo juga menyampaikan kekhawatiran itu muncul dari akar rumput.Meski begitu, ia memastikan sebagai seorang prajurit TNI telah disumpah untuk terus membela tanah air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

"Jadi tidak mungkin saya keluar dari Pancasila. Yang saya inginkan adalah menegakkan Pancasila secara murni. Jadi bukan Pancasila sebagai mantra tapi dijalankan," jelas Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerinda ini juga menegaskan paham khilafah merupakan propaganda picik yang bisa menyesatkan masyarakat.

"Masalah khilafah itu adalah menurut saya propaganda yang sebetulnya picik tapi berbahaya karena rakyat bisa terpengaruh," ungkap Prabowo.

Dalam kesempatan itu Sinta berpesan agar Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 berlangsung sejuk. Dia berharap tidak ada gesekan selama pilpres dan pemilu legislatif.

"Saya hanya berharap pesta demokrasi saat ini harusnya dijadikan ajang kerukunan antarsemua anak bangsa bukan tempat saling menghujat, menjelekkan, atau untuk mencaci-maki. Tapi untuk merekatkan tali persaudaraan, karena tujuannya untuk NKRI. Itu pesan saya," katanya.

Mengenai dukungan keluarga Gus Dur, Yenny Wahid mengatakan sampai detik ini masih menimbang-nimbang. Dia mengatakan dukungan akan ditentukan seusai pemaparan visi-misi capres-cawapres.

"Jadi kalau NU sudah pasti ada mekanisme sebelum buat keputusan. Pada 23 (September) kita mendengar dulu visi-misi para calon seperti apa. Karena yang dikemukakan pada publik itu janji yang harus ditunaikan," katanya. (tribunnetwork/yud)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved