Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rupiah Melemah, Penjualan Barang di Sulut tak Terpengaruh Dolar, Ternyata Ini Penyebabnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ternyata Penjualan Barang di Sulut tak Terpengaruh Dolar

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW
Pelabuhan peti kemas Bitung 

Saat ini para pelaku otomotif tidak memperlihatkan perang harga besar-besaran.

“Malah melakukan perang diskon. Seper cash back, lucky draw dan bunga 0 persen khusus pada hari Sabtu nanti,” katanya.

Baca: Inilah 4 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Kekurangan Air Bersih

Di Kotamobagu, harga sejumlah barang justru mengalami penurunan. Namun meskipun nanti ada dampak pada kenaikan harga. Sejumlah warga Kota Kotamobagu mengaku tidak akan mengurungkan niatnya untuk membeli barang.

Chiendra (40) misalnya, warga Mogolaing ini mengaku akan tetap membeli barang yang menjadi kebutuhannya.

"Saya sebagai warga memang resah nantinya kenaikan harga akan terjadi. Namun meski demikian tetap saja saya akan membeli barang tersebut jika itu memang menjadi kebutuhan," ujar dia.

Baca: 5 Fakta Tentang Bunda Teresa, Abdikan Diri Bantu Kaum Miskin

Rinra (37) warga lainnya Kepada Tribun Manado mengaku hal senada. Lelaki Warga Poyowa Besar Satu ini mengatakan tetap akan membeli barang meski harganya naik.

"Kalau sudah menjadi kebutuhan kami tetap beli, meski harga naik," ujar dia.

Turis Tiongkok mengunjungi Klenteng Kwan Kong di Manado, Sulawesi Utara.
Turis Tiongkok mengunjungi Klenteng Kwan Kong di Manado, Sulawesi Utara. (tribun manado/andreas ruauw)

Turis Cina Berburu Rupiah

Melambungnya kurs dolar tak serta merta memacu permintaan mata uang asing itu.

Di PT Manado Inter Money Changer di Jalan Wolter Monginsidi, Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang, aktivitas penukaran uang dolar lesu ketimbang penukaran mata uang yuan, Cina.

“Ini Manado bukan Jawa. Tidak terpengaruh. Biasa-biasa saja dari dulu, tahun ke tahun saat kejadian begini. Kalau di Jawa sana banyak orang yang berbondong-bondong tukar atau beli dolar,” tutur Ko Willy, pemilik PT Manado Inter Money Changer kepada tribunmanado.co.id, Kamis (6/9/2018).

Baca: 5 Fakta Kasus Suap DPRD Kota Malang, 20 Tersangka Nyaleg Lagi

Sejak Senin, awal pekan, masyarakat yang menukar bahkan membeli dolar sangat minim. Mereka tidak begitu terpengaruh dengan kenaikan kurs dolar karena perekonomian di Sulut sedang bagus-bagusnya.

Ko Wily menambahkan, di Sulut khususnya Manado, belum ada dominasi simpan atau main dolar dalam jumlah banyak.

“Kalau di Jawa itu banyak, sampai Menteri Keuangan Sri Mulayani mengeluarkan larangan menyimpan dolar dalam jumlah banyak. Kalau di sini sudah ada, pasti di Money Changer sudah ramai masyarakat berbondong-bondong pergi menukar,” kata dia.

PT Money Inter Money Changer yang dia kelola menggunakan sistem jual beli. Juga ada yang tukar atau beli. Saat ini, yang bikin hidup money changer adalah wisatawan asal Cina tiap hari datang tukar uang yuan ke rupiah.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved