Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Agen FBI Vs KGB Adu Lihai di Washington 

Washington, Ibu Kota Amerika Serikat, penuh aneka ragam cerita termasuk aksi para intelijen kelas dunia.

Editor: Aldi Ponge
GETTY IMAGES NORTH AMERICA/AFP/MARK WILSON
ILUSTRASI: Seorang polisi terlihat bersenjata lengkap mengamankan gedung Capitol di Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Senin (16/9/2013), menyusul penembakan di pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat yang berjarak kurang dari 3 kilometer dari gedung Senat Amerika ini. 

Pada suatu hari Sergei mengutarakan isi hatinya – entah bagaimana caranya, Whalen yang sudah “jatuh hati" masuk perangkap.

Sedjak awal tahun 1959, mulailah Whalen “membantu" sahabatnya dengan mengirimkan macam-macam info, terutama mengenai rahasia-rahasi kemiliteran Angkatan Darat A.S.

Hal ini tidak sulit diperoleh Whalen, sebab sejak tahun 1957 ia diangkat menjadi Wakil Kepala intell dari Staf Gabungan Angkatan Bersenjata A.S. Dan belakangan menjadi Kepala, yang terutama berurusan dengan ahli-ahli negara asing untuk dipekerjakan pada proyek-proyek kemiliteran (dan proyek-proyek perindustrian).

Mulai saat tersebut, rahasia-rahasia dari Pentagon “bocor" terus. Menurut tuduhan pihak FBI, ia membocorkan rahasia persenjataan nuklir, peluru kendali, laporan intell militer dan analisanya, kekuatan pasukan AS. di Eropah, rencana kesiapsiagaan, rencana pertahanan.

Baca: Simak 5 Fakta Indonesia di Asian Games 2018

Bahkan catatan tentang kepribadian jenderal-jenderal A.S beserta kemampuannya masing-masing juga di “derma"kannya kepada kaum komunis.

Mengingat Whalen kini sudah menjadi alat dari jaringan mata-mata Soviet, maka hubungan antara Whalen dan komplotan KBG tersebut tidak boleh terang-terangan lagi. Harus dicari tempat “rendezvous" yang lebih “safe".

Pilihan pihak KGB ialah ditempat parkir sebuah “Topsera" yang letaknya cuma satu kilometeran dari rumah Whalen. Dalam waktu-waktu yang sudah diatur kontak antara Whalen dengan komplotan komunis berlangsung disitu, seolah-olah kebetuIan.

Kira-kira satu tahun lamanya Whalen menjadi alat KGB, sebelum Sergei dipanggil pulang. Sebelum berpisah, “sahabat" ini memperkenalkan Whalen kepada salah seorang pejabat di Kedutaan Besar Soviet yang berkedudukan di Washington juga.

Mikhail (“Mike") Shumaev – demikian nama pejabat tersebut -- adalah sekretaris pertama dari Dubes Soviet untuk Amerika. Menurut Sergei, tugas-tugasnya semua sudah diserahkan kepada Mike.

Sebagai pesan terakhir, Sergei minta agar Whalen tetap “setia" sebagaimana biasa dan menganggap Mike sebagai sahabatnya pula.

Rupa-rupanya Mike kurang cocok dengan seleranya Whalen. Orangnya kurang supel, kaku, tidak menarik dan agak keras – demikian kesan Whalen terhadap pengganti Sergei. Walaupun tidak segiat duiu lagi dan agak sebal, ia masih tetap membocorkan rahasia-rahasia yang dibutuhkan Soviet.

Apalagi kata Mike: “Sahabat kita Sergei membutuhkan semua ini supaya pangkatnya lekas dinaikkan". Rupa-rupanya kata-kata ini punya pengaruh atas Whalen.

Karena keadaan jantungnya tidak mengizinkan, pada bulan Februari tahun 1961 Whalen dinonaktipkan.

Hal ini tidak merupakan halangan baginya untuk tetap “menyumbangkan" materinya kepada orang-orang Soviet itu. Kenalan-kenalannya masih banyak yang memegang jabatan penting didalam kalangan kemiliteran dan ia sendiripua belum dipensiunkan. Sekali-sekali ia masih menengok kantornya untuk mendapatkan info-info baru.

Pada permulaan tahun 1963, ia mengakhiri “pengabdiannya” kepada polisi rahasia Soviet. Alasan yang sebenarnya tidak diberikan, tapi menurut perkiraaan oleh karena Whalen tidak diperlukan lagi oleh KGB.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved