Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Pilot Drone yang Bunuh Ribuan Orang, Korban yang Dikira Anjing Ternyata Anak Kecil, Trauma!

Ribuan orang tewas dengan pesawat tak berawak itu, hanya diarahkan dari jarak jauh drone tersebut bisa menembak dan menghancurkan tubuh manusia

Penulis: | Editor:
SHEPHARDMEDIA
Drone buatan Amerika Serikat, MQ-4C Triton. 

Suatu hari, Bryant menceritakan, sesaat setelah rudal diluncurkan, ada sosok kecil berlari dari pojok ke pojok, di muka sebuah bangunan. "Di mataku ia seperti anak kecil," kata dia. Dan ia yakin benar dengan penglihatannya.

Namun, pihak intelijen yang mengawasi misi tersebut melaporkan dalam keterangan resminya bahwa korbannya adalah seekor anjing. Ia tak percaya.

Bryant mengakui, para operator hanya sedikit lebih baik dari mesin yang mereka operasikan. Emosi mereka bisa saja mati. Seperti zombie.

Tapi, Bryant tak kebal. Ia belakangan didiagnosis menderita gangguan stres pasca trauma -- penderitaan umum bagi para mantan operator senjata drone militer AS.

Bagi pilot sensasinya seperti mengendarai pesawat asli, namun bagi operator senjata yang tertinggal adalah kelelahan di balik layar monitor yang terus berkedip -- berusaha memahami apa yang terjadi di belahan dunia lain. Membunuh orang dari jauh. Mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan kontroversial.

Bryant angkat bicara dengan maksud meningkatkan kesadaran tentang pembunuhan berdarah dingin yang dilakukan operator drone termasuk apa yang dulu ia lakukan.

Meski menganggap 2 pembocor rahasia AS, Chelsea Manning dan Edward Snowden sebagai pahlawan, Bryant menolak mendiskusikan detail tugasnya yang diklasifikasikan sebagai 'rahasia'.

Ditentang

Kesaksian Bryant makin memanaskan kontroversi seputar drone perang AS.

Bagaimanapun, pemerintah AS bersikukuh, operasi pesawat tanpa awaknya menargetkan pemimpin teroris -- dengan mengirimkan drone ke wilayah udara sebuah negara --adalah tindakan yang dilegalkan menurut aturan hukum internasional.

"Untuk tidak menyerang 'teroris' dengan cara ini sama saja dengan mengundang lebih banyak serangan ke daratan Amerika Serikat," kata mereka .

Sebaliknya, Amnesty International mengatakan aksi tersebut sebagai 'kejahatan perang'. Pakistan, Yaman, dan Afghanistan sudah merasakan dampak drone yang dikirimkan AS.

AS telah melakukan 400 serangan pesawat tak berawak di distrik suku yang bergolak di Pakistan, di perbatasan Afghanistan sejak 2004, menewaskan 2.500 sampai 3.600 orang, menurut Bureau of Investigative Journalism yang berbasis di London.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved