Kisah Pilot Drone yang Bunuh Ribuan Orang, Korban yang Dikira Anjing Ternyata Anak Kecil, Trauma!
Ribuan orang tewas dengan pesawat tak berawak itu, hanya diarahkan dari jarak jauh drone tersebut bisa menembak dan menghancurkan tubuh manusia
Penulis: | Editor:
Laser designator: Check.
Hitungan mundur: 3...2...1. "Rudal meluncur"
Lalu, rudal Hellfire berharga 95.000 dolar Australia melesat dari bawah drone Predator dengan kecepatan supersonik, hanya beberapa detik sebelum ia menyambar target.
Kemudian, operator terus mengawasi layar. Tiga pria yang jadi target terus berjalan, tanpa menyadari ia sedang diintai.
Sejurus kemudian, kamera IR merekam nyala api. Terang. Semua diam.
"Saat asap mengabur, potongan tubuh dua orang di antaranya berceceran di sekitar kawah ledakan," kata Brandon Bryant kepada GQ, seperti dimuat News.com.au, Jumat (25/10/2013).
"Dan pria ketiga ada di sana, ia kehilangan kaki kanannya, di atas lutut. Ia memegang potongan kakinya, berguling, darah mengucur deras dari sana ...Butuh waktu lama baginya untuk meninggal. Aku melihatnya. Menyaksikannya sewarna dengan tanah tempatnya berbaring. Merah."
Tapi bahkan di bunker yang dilengkapi dengan pengatur suhu udara, Bryant merasakan dampak perang yang terjadi ribuan kilometer jauhnya.
Suatu hari, ia ditugaskan mengintai seorang komandan pemberontak Irak lewat mata elektronik dari angkasa.
Ia melihat targetnya menarik dan menyeret dua gadis keluar dari mobilnya. "Mereka diikat dengan mulut tersumbat," kata Bryant. "Pria itu memaksa keduanya berlutut dan mengeksekusinya di tengah jalan, meninggalkan jasad mereka begitu saja. Orang-orang hanya melihat tapi tak melakukan apapun."
Demikian pula dengan para petinggi militer AS. Saat itu, kata Bryant, tak ada perintah untuk bertindak.
Dikira Anjing
Bryant mengakui, dalam tugasnya ia melakukan banyak tugas penting, seperti mendukung pasukan di lapangan.
Sebelum menargetkan seseorang, para operator juga diberitahu, dengan presentasi PowerPoint, siapa saja target mereka, dan mengapa ia jadi sasaran. "Aku suka itu. Aku senang bisa tahu alasan dari semua tindakan," kata dia.
Tapi ada juga insiden yang membuatnya meragukan peran robot pembunuh bersayapnya.