Proyeksi IHSG: Peluang Rebound hingga Penguatan Rupiah
Tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin berat. Indeks ditutup merosot 1,96% ke level 5.633,94, Selasa (3/7).
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Pada hari pertama penawaran saham NFC di Bank Mandiri yang berlokasi di gedung Bursa Efek Indonesia, setidaknya hingga pukul 12.00 WIB, ada 96 orang yang mengantri untuk memesan saham.
Theo, investor yang memesan 100 lot saham, menuturkan, ia cukup yakin dengan prospek saham ini. "Potensi perkembangan perusahaan teknologi digital di masa mendatang masih besar," tutur dia kepada KONTAN, Selasa.
Senada, investor lainnya, Indah, juga melihat prospek saham NFC cukup bagus. Menurut dia, saham ini akan dijadikan koleksi untuk jangka waktu cukup panjang. "Saya beli tidak banyak, sekitar Rp 5 juta," beber dia.
Tak hanya investor ritel yang tertarik mengoleksi saham anak usaha PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) ini. Direktur NFC Indonesia Iwan Suryaputra mengklaim, permintaan dari investor institusi bahkan oversubscribed hingga 10 kali dari target. "Seperti dilihat hari ini banyak yang antusias. Tapi, memang lebih banyak institusi dibandingkan ritel," katanya.
Investor Relation NFC Stanley Tjiandra bilang, pada initial public offering (IPO) ini, perusahaan memang mengalokasikan mayoritas saham untuk investor institusi, yakni sebesar 99%. Sisanya, untuk ritel. Namun, pemilik modal yang dibidik sebagian besar dari domestik.
Stanley beralasan, porsi institusi lebih besar karena perseroan ini ingin memiliki pemegang saham yang berorientasi jangka panjang.
Dari hajatan ini, NFC menargetkan dana Rp 307,1 miliar. Sebesar 60% hasil IPO untuk peningkatan modal kerja. Lalu, 30% untuk pengembangan platform digital. Sisa 10% untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM)
Saham NFC akan melantai di BEI pada 12 Juli 2018.
Bunga Kredit Multifinance Bisa Terkerek
Kenaikan suku bunga BI 7 days reserve repo rate (BI-7DDR) berdampak bagi multifinance. Tapi, multifinance harus bersiap mengatur strategi.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno bilang, saat ini sumber pendanaan multifinance 70% dari perbankan. Dia mengakui, kenaikan suku bunga acuan akan menaikkan bunga multifinance.
Tapi Suwandi yakin, kenaikan suku bunga tak berpengaruh terhadap jumlah pembiayaan kredit ke nasabah. Multifinance tidak akan mengubah skema pendanaan di tahun depan.
Baik pendanaan obligasi atau bank akan sulit untuk mengubah pilihan pendanaan. Sebab, pencairan pendanaan butuh proses panjang dan harus mempertimbangkan rasio kredit macet.
Strategi multifinance
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) memiliki cara agar terhindar dari risiko gagal bayar selain serta merta menaikkan bunga kredit. Direktur MTF Armendra mengatakan, nasabah baru tersebut akan dikenakan uang muka lebih besar, dengan tenor singkat.
"Untuk nasabah eksisting tidak ada kenaikan suku bunga," kata dia. MTF mengaku baru akan mengubah skema pendanaan di tahun depan.
Tujuannya menekan kenaikan beban dana. "Akan ada penambahan modal dari pemegang saham dan penambahan asset purchase yang berdampak pada peningkatan sumber dana internal perusahaan. Untuk pendanaan ke depan, kami sedang sesuai rencana," ujar Armendra.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/ihsg_20180117_235840.jpg)