Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Waspada! Mi Boraks Beredar di Manado:Telusuri Pemasok Abu Kopra, 6 Produsen Terancam Sanksi Berat

Pemerintah perlu tegas! Boraks, bahan pembersih dan pengawet kayu, kembali ditemukan pada mi basah yang diproduksi enam produsen

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
istimewa
Petugas BBPOM periksa sampel mi basah di kawasan Pasar Pinasungkulan, Manado, Minggu (20/5/2018). 

Bila mi tersebut belum di olah, baunya akan khas tercium. Tapi hal tersebut sulit lantaran masyarakat pada umumnya lebih dominan dengan makanan kesukaannya sehingga hal-hal tersebut terabaikan.

Pada dasarnya, para produsen makanan lah yang harus disadarkan baru konusumen atau masyarakat. Ada beberapa tips untuk mengurangi efek atau kandungan boraks dalam makanan. Misalnya bila kita membeli atau akan mengkonsumsi mi jawa.

Alangkah bijaknya bila sayur dalam sajian diperbanyak sehingga kandungan boraks sebagian akan terikat oleh serat dan bisa terbuang ketika orang yang mengkonsumsinya defekasi atau buang air besar.

Mi di Cafe Totabuan
Mi di Cafe Totabuan (tribun manado)

Cafe Totabuan Sediakan Mi Tanpa Pengawet

Heboh mi basah mengandung boraks, tak begitu mengkhawatirkan pemilik Cafe Totabuan.

Manajer Cafe Stevanus Kalangi beralasan, sejak dibuka 5 April 2018, kafe di Kawasan Megamas Manado tidak pernah menggunakan mi produk dari luar.

Ada tim khusus yang membuat sendiri mi dengan bahan-bahan berkualitas seperti terigu dan bumbu lainnya.

“Kami memang menyediakan mi original tanpa pengawet dan pewarna,” ujar Kalangi kepada tribunmanado.co.id, Minggu (20/5/2018) malam.

Alasannya selain ingin menghadirkan mi yang bebas dari pengawet, Cafe Totabuan adalah kafe tradisional dari Kotamobagu. “Makanannya termasuk mi memang harus khas dari Kotamobagu yang bersih dan aman dikonsumsi bagi siapa saja,” ujar Stevanus.

Stevanus menekankan bahwa mi yang dibuat di Cafe Totabuan adalah halal. “Dijamin halal 100 persen,” ujar dia. Steven juga mengatakan jika membeli mi dari luar, maka dirinya tidak bisa mengecek apa saja yang dicampur.

“Kalau diluar kami tidak bisa tau campurannya apa. Kalau buat sendiri kita sudah tahu. Dan bisa pastikan itu layak dikonsumsi. Lebih irit biaya juga. Untuk mi setiap hari selalu fresh. Karena baru dibuat. Dan tidak ada yang disimpan di kulkas dengan waktu yang lama,” ujar Stevanus.

Mi olahan sendiri pun selanjutnya akan dihidangkan dengan nama menu Mi Ojo Cakalang. Rasanya memang khas, selain mi bumbu kuahnya begitu terasa.

Memang untuk menu makanan dengan bahan dasar mi menjadi primadona di Manado. Selain Cafe Totabuan di tempat lain juga menawarkan mi dengan menu yang berbeda.

Seperti Bakso Sakinah milik Arum. Selama bulan Ramadan di Parkiran Megamal Manado, bakso dengan rasa spesial ini selalu hadir menemani waktu berbuka puasa masyarakat Kota Manado dan sekitarnya.

Arum mengatakan untuk menghasilkan makanan dengan rasa yang spesial tentu menggunakan bahan yang spesial juga.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved