Kisah Mahasiswi Cantik Ini Nyaris jadi Teroris, Bongkar Modus dan Dalil Dipakai Kelompok Radikal
Postingannya akhirnya viral dan banyak dishare. Dan BBC News Indonesia pun mewawancarainya.
"Suka baca alquran ya?" Sang tamu bertanya pada Yunita saat melihat Alquran dalam kondisi terbuka di meja belajarnya. Yunita mengiyakan dan mengaku "sedang belajar tafsir Alquran".
Tidak lama kemudian, perempuan itu meneruskan pertanyaannya: "Boleh enggak saya ajak teman saya ke sini, kita belajar bareng tentang tafsir Alquran?" Yunita, yang masih penasaran, mengiyakan.
'Sangat sopan sekali'
Sesuai janji, perempuan itu mengajak rekannya seorang perempuan berjilbab - yang usianya sekitar 22-23 tahun - ke kamar kos Yunita.
"Ngomongnya tertata banget, duduknya pun sangat sopan sekali," ungkap Yunita menggambarkan sosok tamunya itu.
Di hadapannya, perempuan berjilbab itu meminta Yunita membuka Alquran dan diminta membacakan sejumlah ayat. Menurutnya, sang tamu tidak memberi kesempatannya untuk bertanya.
"Pokoknya, kalau disimpulkan, harus jihad segala macam... Intinya kalau ada orang kafir, bunuhlah. Seolah-olah menyuruh saya seperti itu," papar Yunita.
Dia mengaku kaget dan seperti kehilangan kata-kata saat menyimak ucapan sang tamu tersebut. "Masak sih kayak gitu... Dalam batin, saya tetap ada penolakan. Masak sih kayak gitu."
Pertemuan yang berlangsung tidak sampai satu jam itu ini akhirnya berakhir, "tanpa ada basa-basi," ujar Yunita mencoba mengingat lagi kejadian itu.
Merasa penasaran, Yunita tidak menolak saat ditanya apakah dirinya tidak keberatan untuk melanjutkan belajar tafsir Alquran di tempat kos sang tamu tersebut.
'Pintu dan jendela ditutup rapat'
Keesokan harinya, Yunita dijemput untuk melanjutkan belajar tafsir Alquran di tempat pondokan perempuan yang memberikan materi "jihad" kepadanya.
Yunita mencoba mengingat lagi lokasi pondokannya yang disebutnya "agak masuk ke dalam dan jauh dari keramaian".
"Nah, saya yang kaget itu kamarnya sama-sekali tidak ada barang. Jadi cuma ada lemari sedang dan tikar," ungkap Yunita.
Dia kemudian duduk di ruangan itu, dan sambungnya, pintu serta jendelanya ditutup rapat oleh salah-seorang perempuan itu. "Gordinnya (tirai) juga ditutup."