Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tugu Bambu Runcing di Molibagu, Bukti Peristiwa Heroik Kesatuan Berani Mati pada 5 Januari 1946

Tugu bambu bersejarah yang merupakan saksi bisu pertempuran berdarah mempertahankan kemerdekaan NKRI

Penulis: | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/FELIX TENDEKEN
Tugu bambu di Molibagu 

Tuggu tersebut diresmikan oleh Kolonel Wullur, saat menjabat sebagai Wakil Ketua Veteran Sulut, dan pada saat itu diketuai oleh Rauf Mo'o, yang merupakan Wali Kota Manado pada saat itu.

Tugu tersebut berdiri di lokasi dimana pada zamannya merupakan markas besat para pejuang veteran.

"Pernah sempat ingin dipindahkan oleh mantan Bupati Arudji Mongilong, tapi kami tolak," ujarnya.

Baca: Aura Kasih Kenakan Topeng Ini Saat Main Piano, Tanggapan Netizen Ini Bikin Ngakak

Baca: Ternyata Ipda Auzar, Polisi yang Gugur Karena Teroris di Polda Riau Adalah Guru Ngaji

Rasa penasaran akan sejarah pertempuran berdarah akhirnya berakhir, diceritakan bahwa sesuai dengan peristiwa heroik menyambut Proklamasi 17 Agustus 1945 yang disusun oleh beberapa tokoh di Bolsel Perstiwa tersebut terjadi pada 5 Januari 1946.

"Pada waktu itu merupakan hari tentara Belanda atau lebih dikenal dengan sebutan Nederlandsch Indie Civil Administratie (NICA) menyerbu dari dua jurusan di bawah pimpinan Kapten Knil Wollrabe," ujarnya.

Pada saat itu Husyn R Thanta, bagian pertahanan Dewan Nasional yang dibentuk di istana raja 9 Oktober 1945 memberi amanat di depan Kesatuan Pemuda Bersenjata.

"Saat serbuan, Dewan Nasional tinggal mematuhi rapat sidang sementara pemuda bersenjata meninggalkan Molibagu," ujarnya.

Baca: 6 Jenis Hidangan Ini Perlu Dihindari saat Sahur, Buat Lemas & Dehidrasi!

Baca: 6 Iklan Ini Identik dengan Bulan Ramadan, Bikin Deg-degan Setiap Tayang

Kemudian Dewan Nasional ditahan tapi Kesatuan Berani Mati serta pemuda bersenjata lainnya menyerbu di bawah pimpinan Harun R Thanta, Abd Aziz Mohune, Abd Karim Datu, dan Abd Rahim Datu.

"Serangan kilat ini berhasil membebaskan anggota Dewan Nasional kemudian dibawa ke tempat pertahanan bagian pedalaman," ujarnya.

Atas dasar sejarah pertempuran tersebut maka tugu dibangun di depan tempat yang dahulu menjadi markas tentara itu.

"Itulah alasan mengapa tugu dibangun dan tidak boleh dipindah-pindahkan," tukasnya. (lix)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved