Tugu Bambu Runcing di Molibagu, Bukti Peristiwa Heroik Kesatuan Berani Mati pada 5 Januari 1946
Tugu bambu bersejarah yang merupakan saksi bisu pertempuran berdarah mempertahankan kemerdekaan NKRI
Penulis: | Editor: Aldi Ponge
Laporan Wartawan Tribun Manado, Felix Tendeken
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tugu bambu runcing dibangun sebagai pengingat sejarah pertempuran berdarah mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terlihat terawat.
Tugu tersebut tersebut berdiri kokoh di seputaran Lapangan Futsal Molibagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).
Penampilannya terlihat berubah, lebih modern dengan cat berwarna merah, putih, dengan pucuk keemasan menyerupai tugu Monas di pusat Ibu Kota Indonesia, Jakarta.
Baca: Deretan Foto-foto Bom Mother of Satan yang Digunakan Teroris, Brimob Butuh 4 Jam untuk Memusnahkan
Baca: 7 Hal Kocak Ini Bisa Membatalkan Puasa, Mulai Duduk hingga Tersenyum
Dibalik kemegahannya tersimpan cerita peristiwa pertempuran berdarah yang mendahului peristiwa 14 Februari di Manado.
Tugu yang berdiri menyerupai bambu runcing dengan delapan kaki sebagai penyangga, dikelilingi beberapa buah bola beton menggambarkan betapa kuat sejarah tugu tersebut.
"Dulu di lokasi ini ada lima buah batang bambu runcing, tapi sudah patah," ujar Hasan Van Gobel tokoh masyarakat Bolsel yang ditemui di dekat rumah Raja Molibagu.
Baca: Mengerikan! Makhluk Misterius Raksasa Muncul dari Laut dan Terdampar di Pantai Filipina
Baca: Selama Sepekan, 33 Terduga Teroris di Seluruh Wilayah Indonesia telah Diamankan oleh Densus 88
Kata dia, dulu tugu tersebut berwarna putih berdiri berdampingan dengan menara. Kemudian bentuknya diubah lebih indah di zaman kepemimpinan Bupati Haji Herson Mayulu (H2M) bersamaan dengan penataan alun-alun kota.
"Memang dulu di sini ada nama-nama anggota gerakan tapi sudah terhapus sejak lama," ujarnya.
Kata dia, tuggu ini diperbaiki sedemikian rupa dibuat indah dimana batang induknya menempel empat batang bambu menandakan kuatnya Pancasila yang harus diketahui sejarahnya oleh para generasi muda.

Diceritakan, tugu tersebut dibuat oleh para veteran TNI sebagai tanda kecintaan dan arti sebuah pertempuran mempertahankan wilayah kesatuan Republik Indonesia.
Gobel, pada saat itu menjabat sebagai wakil Sekretaris dan Ketua Pemuda Panca Marga (PPM), menuturkan, bahwa tugu tersebut dibangun pada 1978.
"Pada saat itu saya sementara tugas belajar di Kota Manado," ujarnya.
Baca: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa
Baca: 15 Kata Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa hingga Marhaban Ya Ramadhan
Diceritakan bahwa pada saat itu Muktar Van Gobel, menjabat sebagai ketua pembangunan, dia membuat Surat Keputusan (SK) kemudian mengirimkannya kepada 40 orang veteran perang.
"Berbekal SK tersebut kami berhasil mengumpulkan uang Rp 100 ribu, membeli semen. Bersama-sama membangun agar sejarahnya tidak dilupakan," ujarnya.