BREAKING NEWS - Berhasil Dievakuasi, Begini Ledakan yang Terjadi di Transmart Lampung
Akhirnya Anggota Brimob Polda Lampung Unit Penjinak Bom (Jibom) berhasil mengevakuasi dugaan bom yang ditemukan di Transmart, Selasa 15 Mei 2018.
Buronan teroris tetap terus di diawasi dan akan ditangkap. Sebab, mereka bisa saja merangkul anggota baru dan melakukan aksi teror.
Pengawasan terhadap sel-sel teroris ini dikoordinasikan dengan Densus 88 karena memiliki teknologi dalam memonitor pergerakan.
Saat ini ada sembilan narapidana teroris yang berada di Sumsel.
Empat diantaranya sudah dibebaskan dan sudah dilakukan deradikalisasi.
Polisi masih berkomunikasi baik dengan mereka dan memantau secara tidak langsung keseharian mereka.
"Untuk pengamanan selain di markas komando, kami pun melakukan patroli di tempat-tempat strategis. Kita tetap siaga dan tidak mau jebol," ujar Zulkarnain.
Terkait kembali terjadinya aksi teror bom bunuh diri di Surabaya, penjagaan di Mapolda Sumsel diperketat.
Tampak belasan anggota polisi beratribut lengkap dengan rompi antipeluru dan senjata laras panjang menjaga gerbang utama Mapolda Sumsel.
Sebelumnya Mapolda Sumsel memiliki tiga gerbang yang difungsikan untuk keluar masuk pengunjung.
Namun kini hanya satu gerbang utama yang difungsikan sebagai pintu keluar masuk markas.
Setiap pengunjung yang mengendarai motor, akan diberhentikan terlebih dahulu, ditanya memiliki keperluan apa, dan digeledah barang bawaannya.
Jok motor dibuka, dan mereka diharuskan mendorong motornya hingga melewati penjagaan berlapis.
Sementara pengunjung berjalan kaki akan diperiksa seluruh barang bawaannya.
Pengunjung yang mengendarai kendaraan roda empat pun diharuskan turun dari mobilnya, membuka seluruh pintu termasuk pintu kap belakang.
Pendeteksi logam digunakan untuk pemeriksaan mobil.
Bahkan anjing polisi K-9 yang terlatih mengendus keberadaan bom pun diterjunkan ikut memeriksa para pengunjung.
Sementara itu Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono menambahkan, situasi di Palembang aman dan kondusif.
Pihaknya menambah jumlah personil untuk melakukan penjagaan di markas serta personil untuk patroli di lokasi-lokasi yang dirasa perlu penambahan penjagaan.
"Saya imbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh berita yang tersebar di media sosial. Polri sudah melakukan upaya antisipasi dan pencegahan untuk memberikan jaminan keamanan di Palembang," ujarnya.(bew/diw)
Mengapa Paham Teroris Beranak Pinak
Pengamat Sosial Sumsel, Prof Abdullah Idi menilai paham agama yang salah alias paham radikal dan faktor ekonomi menjadi biang lahirnya bibit teroris di Indonesia.
Para teroris yang nekat melakukan pemboman atau rela menjadi bomber (pelaku bom bunuh diri, red) hampir rata-rata salah memaknai arti dari jihad.
Dengan pemahaman ilmu yang kurang mendalam menyebabkan mereka nekat melakukan perbuatan keji tersebut.
"Paham yang terbatas membuat mereka melakukan aksi pemboman. Karena agama manapun tak ada yang mengajarkan pengikutnya menyakiti manusia yang lain," ujarnya.
Tak hanya mengenai paham agama yang salah, faktor ekonomi, lingkungan dan keluarga juga jadi faktor penting masuknya paham yang salah kepada seseorang.
Dalam keadaan yang kalut karena tak memiliki uang, keluarga yang carut marut serta lingkungan memiliki paham radikal membuat seseorang dengan mudah tercuci otaknya untuk menjadi seorang teroris.
"Di Surabaya pelaku pemboman merupakan satu keluarga, artinya paham yang mereka dapatkan sudah disebar langsung terhadap keluarganya," tegasnya.

Abdullah Idi menyebut, seseorang dengan mudah termakan bujuk rayu untuk melakukan sesuatu hal apabila dalam keadaan terdesak khususnya apabila terhimpit faktor ekonomi.
Hal tersebut dapat dilihat dari oknum-oknum yang rela berjihad ke Timur Tengah dengan mendapatkan iming-iming hadiah untuk keluarga mereka apabila mau menjadi teroris.
"Terbukti banyak orang mau jihad karena faktor ekonomi, apabila di negara kita ekonominya sudah baik tentu warga tidak tertarik melakukan hal demikian," ujarnya.
Maka dari itu ia menekankan kepada orangtua untuk memberikan pendidikan agama sejak dini secara mendalam berdasarkan kepercayaan masing-masing terhadap anak, mengontrol kegiatan kesehariannya serta mencari tahu lingkungan tempat si buah hati bermain
"Perkuat pendidikan agama sejak dini secara benar, agar anak-anak kita paham betul. Apabila telah diawasi dengan baik, mudah-mudahan tak akan terjadi lagi aksi teroris," harapnya.(Sripoku.com/BEW/OCA)
Baca: Bom Surabaya, Secara Mengejutkan Artis Cantik ini Bocorkan Target Teroris Selanjutnya
Baca: ASTAGA! Ternyata Artis Cantik ini Nyaris Jadi Korban Bom