Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Paroki MRD Tomohon Gelar Seminar Makna Paskah Dalam Rangka Yubileum

Paroki Santa Maria Ratu Damai (MRD) Tomohon mengadakan Seminar Makna Paskah di aula Kristianitas Walian dalam rangka Yubileum 150 tahun

Penulis: | Editor:
Ist
Seminar Makna Paskah 

Laporan Wartawan Tribun Manado David Manewus

TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Paroki Santa Maria Ratu Damai (MRD) Tomohon mengadakan Seminar Makna Paskah.

Kegiatan dilaksanakan di aula Kristianitas Walian, Sabtu (12/5/2018) dalam rangka Yubileum 150 tahun masuknya kembali Gereja Katolik di wilayah Keuskupan Manado.

Tema kegiatan ialah "Orang Muda: Rasul Paskah di Tengah Kemajemukan. Seminar ini juga mengundang pemuda Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) Imanuel Walian.

Ventje Karundeng, Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Kota Tomohon, mengatakan banyak permasalahan generasi muda sekarang.

Ada deideologisasi Pancasila dan radikalisme, demoralisasi; pergaulan bebas dan narkoba, premanisme dan kriminalitas, tidak perduli terhadap lingkungan sekitar, dan konsumerisme.

"Pemberdayaan generasi muda melibatkan pemerintah yaitu kementrian, non kementrian, pemda dan unsur pemerintahan lainnya dan masyarakat, organisasi kepemudaan. Juga Lembaga Swadaya Masyarakat/ornop dan lembaga internasional," katanya.

Pendeta Audi Jules Mawikere, pendeta GMIM Imanuel Walian awalnya menceritakan soal kata-kata Paskah dalam Kitab Suci. Ia lalu memberikan makna Paskah.

Makna Paskah misalnya bukan hanya rutinitas. Juga mengartikan kematian kristus yang menebus kita.

"Paskah juga sebagai kebangkitan Kristus pemberi harapan. Paskah sebagai kemenangan Kristus. Paskah yang membenarkan dan menyelamatkan kita. Paskah juga sebagaimana jaminan kehidupan kekal dan Paskah sebagai Kuasa Tuhan tak terbatas," katanya.

Ia mengatakan dalam konsep Protestan, Allah sebagai pencipta dan pemelihara bukan pengerak tidak digerakkan. Mengenai kesehatan, Luther katanya manusia diselamatkan oleh iman bukan oleh perbuatan kita.

Sementara itu, setelah keterangan tentang asal usul istilah atau kata "Paskah", Pastor Marsel Lintong, ketua Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Don Bosco mengatakan Paskah merupakan pokok iman kristiani. Itu berdasarkan 1 Kor 15:14: "andaikata Kristus tidak dibangkitkan, tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu".

Ia lalu menceritakan konteks Paskah KS Perjanjian Lama, di mana Paskah berhubungan dengan "keluarnya" Bangsa Israel dari Mesir. Dalam konteks Paskah KS Perjanjian Baru dan Orang Yahudi, Yesus mengadakan Perjamuan Malam Terakhir dengan para murid-Nya menjelang Paskah Yahudi (Luk. 22).

"Isinya adalah perintah Yesus kepada murid-murid-Nya: membuat perjamuan makan bersama (katolik menyebutnya lahirnya praktek ekaristi sebagai "sakramen", gereja Kristen menyebut "perjamuan kudus".

Yesus juga memberi teladan "mencuci kaki para murid" (katolik) menyebutnya lahirnya praktek imamat pelayanan sebagai "sakramen". Setiap tahun tiap keluarga orang Yahudi (Israel) selalu mengulangi peristiwa itu dimana pun mereka berada," katanya.

Ia mengatakan jemaat kristen perdana (mula-mula) sebelum abad pertama merayakan "paskah" pada hari "minggu" (kebangkitan). Jemaat kristen-yahudi ingin rayakan pada hari ke-14 bulan Nisan (bulan pertama dalam Kalender Yahudi sesudah pembuangan dari Babel).

"Jemaat kristen-non Yahudi ingin rayakan pada hari "minggu" (sehari sesudah "sabat" sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus"," katanya.

Ia mengatakan salah satu keputusan para uskup dalam Konsili Nicea Konstantinopel (sekarang Istambul, Turki) tahun 325 M adalah Paskah dirayakan pada Minggu Pertama sesudah bulan Purnama yang jatuh di antara tanggal 22 Maret sampai 27 April.

Tanggal ini dipilih berkaitan juga dengan permulaan musim semi yang simbol kehidupan baru. Penetapan tanggal Paskah hari Minggu yang berdekatan dengan Paskah Yahudi itu sekarang menjadi patokan dan dipegang terus.

Pastor Marsel ingin Paskah bukan hanya seremoni dan selebrasi. Paskah harus memiliki sosialitas dan bersentuhan dengan kebutuhan dan realitas masyarakat (sosial)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved