Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pasar Ekstrem Tomohon Tarik Perhatian Internasional, Perwakilan Parlemen Uni Eropa Datangi Pemkot

Perdagangan daging anjing di pasar ekstrem Tomohon Provinsi Sulawesi Utara, menarik perhatian parlemen Eropa, yang bermarkas di Brussel.

Penulis: Finneke | Editor: Alexander Pattyranie
ISTIMEWA
Sabastian bersama rekannya, didampingi Manajer Program Animal Friends Manado Indonesia, Frank Delano Manus bertemu Sekretaris Kota Tomohon, Harold Lolowang bersama Kepala Dinas Pariwisata dan Dirut PD Pasar. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Perdagangan daging anjing di pasar ekstrem Tomohon Provinsi Sulawesi Utara, menarik perhatian parlemen Uni Eropa, yang bermarkas di Brussel.

Anggota parlemen Stefan Bernhard Eck MEP mengutus Direktur Kesejahteraan Hewan, Sabastian Margenfeld, asal Jerman 18 - 19 April di Kota Manado.

Kedatangan Sabastian untuk menyaksikan langsung kondisi pasar ekstrem Tomohon, sebagai pasar yang terkenal di Eropa.

Hasil amatannya selama dua hari di Tomohon, akan ia sampaikan ke parlemen yang mengutusnya.

Dalam keterangannya, Sabastian menemukan tiga permasalahan dalam pasar ekstrem tersebut.

Pertama soal prinsip kesejahteraan hewan, di mana terjadi penyiksaan pada anjing dan kucing di pasar ini, sebelum mereka dibunuh.

Apalagi hewan domestik ini melewati perjalanan panjang yang menyiksa, sebelum tiba di pasar.

Selanjutnya permasalahan kesehatan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan rabies.

Proses transportasi anjing dari satu provinsi ke provinsi lain rawan terjadi penyebaran rabies.

Tak ada yang bisa menjadi anjing di pasar ini bebas rabies.

Permasalahan ketiga yakni wajah Kota Tomohon sebagai kota wisata akan tercoreng.

Apalagi menurutnya di Jerman dan Eropa pada umumnya, keberadaan pasar ekstrem berpengaruh pada pandangan turis.

"Apalagi melihat kondisi di mana anjing dan kucing dibiarkan tetap hidup di pasar tersebut," ujarnya.

Sabastian bersama rekannya, didampingi Manajer Program Animal Friends Manado Indonesia, Frank Delano Manus bertemu Sekretaris Kota Tomohon Harold Lolowang bersama Kepala Dinas Pariwisata dan Dirut PD Pasar.

Dalam pertemuan tersebut Sabastian menyampaikan beberapa kemungkinan yang bisa menjadi solusi dari permasalahan yang ia temui di pasar ekstrem tersebut.

Yakni pemkot agar lebih memerhatikan prinsip kesejahteraan hewan.

Kemudian, sebisa mungkin tak ada transportasi masuk anjing, kucing dan semua hewan dari daerah lain ke Sulawesi Utara, maupun Kota Tomohon.

Sabastian juga berharap ada kampanye publik agar lebih aware dengan rabies.

"Menurut saya, itu adalah diskusi yang postif dengan mereka. Mereka terbuka dan memberi perhatian atas apa yang saya sampaikan. Mereka berkata akan menyelesaikan permasalahan tersebut," ujarnya.

Direktur AFMI Mandane Parengkuan Supit mengapresiasi Pemkot Tomohon yang sudah ada upaya untuk memperjuangkan prinsip kesejahteraan hewan, yang menjadi kampanye organisasi pecinta hewan dunia, termasuk AFMI.

"Saya sangat mengapresiasi Pemkot Tomohon yang sudah menaruh perhatian soal isu animal welfare ini. Penanganan rabies di Tomohon pun saya kira sudah paling baik untuk Sulut. Vaksin tersedia dan itu gratis," ucapnya. (Tribunmanado.co.id/Finneke Wolajan)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved