Rabies dalam Perdagangan Daging Anjing
Awalnya Anjing Jadi Teman Berburu, Kini Pesta Tak Lengkap tanpa Menu RW
Masyarakat menyebut olahan daging anjing Rintek Wuuk (RW), yang dalam bahasa Minahasa berarti bulu halus.
Penulis: Finneke | Editor: Alexander Pattyranie
“Sebab anjing bukan hewan endemik di Minahasa. Anjing sendiri memang telah bersama manusia sejak proses penyebaran manusia ke seluruh dunia. Jadi kalau ditanya kapan sejarah Minahasa makan anjing, itu panjang sekali,” ujarnya.
Greenhill kurang setuju jika menyebut orang Minahasa memang khusus makan anjing.
Sebab orang-orang yang dikenal sebagai leluhur Minahasa memang sudah hidup akrab dengan anjing.
Manusia purba yang hidup berkelompok menjadikan anjing sahabat untuk berburu dan menjadi sahabat keluarga.
“Orang Minahasa butuh anjing sejak dulu hingga sekarang. Saat berkebun, berburu di hutan, anjing sangat membantu. Sekarang saja saat orang Minahasa ke kebun pasti membawa anjing. Jadi karena kedekatan ini, anjing telah menjadi sahabat juga menjadi makanan. Waktunya sejak kapan, lama sekali, tak bisa ditentukan,” ujarnya.
Masalah yang ditemukan sekarang ketika konsumsi daging anjing di Minahasa dan Sulawesi Utara pada umumnya dilihat dengan kacamata modern.
Orang barat hari ini tak lagi mengonsumsi anjing. Tetapi dulu waktu perang dunia I dan II, mereka tetap juga makan anjing.
Kondisi di mana mereka mengalami krisis pangan, tak ada lagi bahan untuk dimakan.
Menurut Greenhill itu juga yang terjadi di Minahasa.
Seiring berjalannya waktu, ia yakin masyarakat Minahasa akan sadar bahwa anjing dan kucing yang adalah hewan domestik, bukanlah makanan.
Hal ini hanya bisa dipercepat dengan edukasi ke masyarakat, banyak orang yang berbicara bahwa anjing itu sahabat manusia.
“Perlahanan saya yakin generasi ke depan akan menjadi seperti di barat, tak memandang anjing sebagai makanan,” ucapnya.
Namun ia berkata jangan menyalahkan budaya Minahasa yang dengan secara langsung mengatakan masyarakat Minahasa itu bar-bar karena mengonsumsi anjing.
Perjuangan organisasi pecinta hewan juga harus melihat kearifan lokal dan kontekstual. Perdagangan anjing dan kucing juga menjadi ladang bisnis.
Banyak warga menggantungkan sumber ekonomi mereka dari bisnis ini.