Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jumat Agung di Sulut: Wagub Ikut Jalan Salib hingga Polwan Berkerudung Jaga Gereja di Kampung Islam

Perayaan Jumat Agung di Sulawesi Utara berlangsung khusyuk. Jutaan umat Kristen dari berbagai denominasi gereja

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribun manado
Prosesi jalan salib umat Paroki St Ignatius Manado 

Sekretaris Umum Pucuk Pimpinan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) se-Indonesia Gembala Francky Londa STh MA mengatakan, sebagai orang percaya memaknai perayaan Jumat Agung dan Paskah untuk kembali menghayati arti kehidupan melalui pengorbaan kematian Yesus.

"Karena kehidupan yang lama sejak kejatuhan Adam dan Hawa adalah kehidupan yang sudah dikuasai kegelapan untuk mentransformasikan kehidupan lewat kematian-Nya," ungkap dia.

Dijelaskan Londa, supaya umat hidup dan percaya kepada-Nya, dapat menikmati arti kehidupan yang sesungguhnya.

"Yang disempurnakan dengan peristiwa kebangkitan untuk membuktikan bahwa kuasa kehidupan lebih kuat dari kematian. Kebaikan lebih kuat dari kejahatan, cinta kasih lebih kuat daripada kebencian. Dan sebagai orang percaya dan pengikut Tuhan kita harus menerjemahkan dalam dimensi kehidupan," sebutnya.

Umat mencium salib pada misa Jumat Agung di satu gereja di Sulut, Jumat (30/3/2018).
Umat mencium salib pada misa Jumat Agung di satu gereja di Sulut, Jumat (30/3/2018). (tribun manado)

Ia menambahkan, tema Paskah Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) tahun ini, ‘Kuasa Kebangkitan Kristus Menjadi Kuasa Hamba Kebenaran’.

"Artinya ketika kita mengimani peristiwa kemenangan maka menjadi suatu transformasi perpikir, bertindak, bersikap. Sehingga kehidupan di sekitar akan mengalami proses transfomasi. Dalam rangka memaknai kehidupan penuh kebaikan cinta kasih dan perdamaian," ujar dia.

JANGAN LEWATKAN: Jumlah Umat Ibadah Jumat Agung di Paroki Kotamobagu Membeludak

Ketua Majelis Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Sulawesi Utara Pdt Yvonne I Awuy-Lantu mengatakan, Jumat Agung dan Paskah ini mau mengingatkan jemaat untuk terus mensyukuri anugerah dan pengorbanan Tuhan Yesus.

"Dengan kita harus berkomitmen untuk lebih mencintai Dia dari sesuatu yang lain. Dan memberikan penghargaan sebesar-besarnya atas pengorbanan yang telah diberikan-Nya kepada kita umat Manusia,” katanya.

Pdt Awuy menyebutkan, sebagai bentuk penghargaan-Nya, sebagai orang Kristen seharusnya datang beribadah di dalam-Nya. Umat terus mengagungkan karya keselamatan terbesar yang diberikan Yesus.

"Bersyukur dan mengagugkan Dia, karena perayaan Jumat Agung dan Paskah ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi bagaiamana kita menghayati dan mengagungkan Tuhan dalam segala perkara dan pengorbanan yang telah diberikan-Nya untuk kita," jelasnya.

Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw memimpin jalan salib di Jemaat GMIM Bukit Moria Rike, Manado, Kamis (30/3/2018) malam. Ritual menuju Jumat Agung sebagai bagian dari peringatan Hari Raya Paskah bagi umat Kristen.

Sebanyak di 33 Kolom GMIM Bukit Moria Rike terdiri dari ratusan orang ikut dalam prosesi yang bertema ‘Sengsara Kristus Menjadikan Kita Untuk Selalu Mengasihi, Melayani Lebih Sungguh’.

Wakil Gubernur, Steven Kandouw ke markas Tribun Manado, Jalan AA Maramis, Kairagi, Mapanget, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (1/2/2018)
Wakil Gubernur, Steven Kandouw ke markas Tribun Manado, Jalan AA Maramis, Kairagi, Mapanget, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (1/2/2018) (TRIBUNMANADO/ALEXANDER PATTYRANIE)

Penatua Steven Kandouw, penanggung jawab Panitia Hari Raya Gerejawi 2018 ikut serta dalam kegiatan itu.
Ia ditemani Pnt Royke Roring (ROR), Penatua Kolom 16 GMIM Bumorik bersama istri tercinta.

Steven dan Roy secara bergantian melepas para peserta jalan salib. Keduanya pun ikut bersama jemaat sembari memegang obor melaksanakan prosesi jalan salib.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved