Inilah Makna Hari Suci Goan Siau
Gerak upacara goan siau dinamakan “kiat kae” dengan puncak upacara pada 15 bulan 1 Imlek, yang disebut ‘goan siau’ atau ‘purnama agung’.
Penulis: Sufandi Siwi
Ketua Walubi Kota Manado
Yang dimaksud dengan “ Goan Siau” adalah upacara keagamaan berdasarkan pemahaman ajaran Tridharma secara utuh.
Artinya, bahwa Tuhan Allah sebagai penguasa tertinggi alam semesta mengembalikan keselarasan alam beserta semua unsur kehidupan di dalamnya. Kembali sebagaimana pada awal penciptaan.

Hal itu, untuk membebaskan manusia dan alam lingkungan dari segala musibah, berupa kemelaratan, kesedihan, penderitaan, dan sebagainya.
Selain itu, juga untuk mengajak umatNya membangun jagad baru, menuju pada keteraturan, tertib, aman, subur, makmur, serta memberi kesejahteraan pada manusia dan lingkungannya.
Baca: Maknai Tahun Baru Imlek, Begini Kata Ketua Walubi Manado
Sebaliknya, manusia mengikuti gerak alam ini dengan ikut serta dalam pembersihan dan penjabaran kembali dunia baru yang teratur, tertib, dan damai.
Semua itu untuk mengawali kehidupan yang baru, bebas, bersih, dan murni, sempurna lahir dan bathin berdasarkan hukum alam.
Baca: Kapolresta Ikut Misa Imlek Bersama Kapolda Sulut, Penjelasan Umat Katolik Turut Merayakannya
Karena itu, umat manusia harus berusaha dan bergerak menuju dan terarah kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan tujuan untuk membentuk suatu kemenunggalan besar, terpadu, serasi dengan kehendak Ilahi.
Goan siau bukan ciptaan manusia, melainkan karya besar ciptaan Tuhan, dan oleh karena itu bersifat sakral.
Akarnya dapat ditemukan kembali pada awal pembabaran langit dan bumi.
Baca: Enam Pastor Pimpin Misa Imlek di Paroki Santo Ignatius Manado
Berbagai bangsa di dunia sejak zaman kuno telah memahami hal ini dan memandang bahwa Goan siau merupakan pandangan kuno yang berbobot universal.
Goan siau yang keramat ini tengah menggelar Ketuhanannya.
Maknanya, semua sarana atau wahana perangkat nilai yang dipakai untuk menciptakan hari suci ini pada hakekatnya adalah usaha mengikuti perilaku tata alam semesta.
Itulah sebabnya, semua komponen yang mempunyai hubungan satu sama lain, serta merupakan rangkaian yang dapat menampilkan formalitas ritual, liturgi, prosesi goan siau, ditampilkan.
Penampilan ini tidak dapat dikatakan profan, melainkan merupakan usaha untuk menghadirkan yang suci dan keramat dalam keadaan utuh dan selengkap mungkin.
Baca: Tak Dirayakan di China, Imlek Harus Dilestarikan di Manado
Gerak upacara goan siau itu sendiri disebut atau dinamakan “kiat kae” dan puncak upacaranya yang dilaksanakan pada tanggal 15 bulan 1 Imlek dinamakan ‘goan siau’ atau ‘purnama agung’.
Pada saat Purnama Agung itulah Tuhan telah menyelesaikan karyaNya, yakni membuka pintu langit yang mula-mula gelap menjadi cerah.
Siangnya diberi penerangan matahari dan malam diberikan penerangan rembulan.
Goan siau juga dinamakan “siong goan”, karena masih terdapat hari raya rembulan lain yang terkenal, seperti ‘tiong goan’ dan ‘he goan’.
Siong goan berarti waktu/masa/Goan atas jatuh pada tanggal 15 bulan 1 imlek.
Tiong Goan berarti waktu/masa/Goan tengah jatuh pada tanggal 15 bulan 7 imlek, sedangkan He goan berarti waktu/masa/Goan bawah jatuh pada tanggal 15 bulan 10 imlek.
Baca: Perayaan Cap Go Meh di Kotamobagu Bakal Digelar
Menurut ensiklopedi K’Angshi, huruf Goan berarti kekuatan besar langit dan bumi yang melahirkan semua makhluk hidup atau dengan perkataan lain adalah asal mula semua wujud.
Huruf ini dapat juga disalin dengan yang perdana , yang menurunkan, yang menjadikan.
Maka Hari Raya Goan Siau merupakan Hari Raya Goan, yaitu Goan Matahari, Goan permulaan, dan Goan rembulan.
Baca: Umat Tridharma Sembahyang Cie Sin, Cap Go Meh Keluar atau Tidak?
Bertepatan dengan Goan Siau, hari itu juga merupakan Hari Raya Siong Goan atau “Sam Kae Kong” ( 3 penguasa alam semesta atas angkasa, tanah, dan perairan ).
Terutama hari itu adalah hari raya penguasa angkasa yang telah selesai membuka pintu angkasa yang mula-mula gelap menjadi cerah sebagai karya Tuhan Yang Maha Esa.
Baca: Inilah Sejarah Perayaan Cap Go Meh dan Yuan Xiao di Kota Manado
Manusia menyambut hari raya itu dengan rasa syukur dan menyelenggarakan ritual/prosesi untuk Tuhan dan para utusanNya.
Manakala semua penerangan abadi hadir dalam suatu kemanungggalan yang kesehariannya di Tempat Ibadah Tridharma, maka hal itu akan diwujudkan pada pelita yang ada di atas hiolo Thian.
Pada hariitu, umat membawa pulang penerangan itu dengan menyulut api untuk selanjutnya menyalakan berbagai penerangan dalam rumah tangganya.
Penerangan itu dimaksudkan agar kehidupan keluarga senantiasa diliputi sinar kemuliaan nan abadi.
Upacara pengambilan api suci disebut “Kwak He” atau “Chu He” atau “Khiat He” yang pengertiannya sama, yaitu mengambiil api suci.
Dapatlah dikatakan bahwa upacara ritual keagamaan Goan Siau sebenarnya adalah suatu upacara suci lahirnya unsur penerang lambang kehidupan.
Penerang itulah yang mengusir kegelapan, kedinginan, dan kematian.
Di angkasa, penerang itu diwakili matahari sebagai pungusir kegelapan dan kedinginan.
Matahari itu pula yang akan mendatangkan kehangatan dan kesuburan serta penerangan.
Demikian pula rembulan sebagai penerangan di malam hari, menyusul penerangan lainnya berupa api lilin, dupa, dan terakhir upacara injak api disebut “ke he”.
Upacara injak api dimaksudkan untuk membakar habis semua hawa jahat, malapetaka, wabah penyakit, sekaligus membersihkan manusia dari segala hawa nafsu keduniawian.
Inilah makna yang terkandung dalam upacara suci Goan Siau, sebagai bukti nyata betapa luasnya fungsi dan peran Tempat Ibadah Tridharma, yang diperkenankan untuk melaksanakan upacara suci tersebut dengan luas cakupannya, yaitu :
1. Berdasarkan bagian alam :
· Atas – mencakup alam langit
· Tengah – mencakup alam bumi
· Bawah – mencakup alam manusia
2. Berdasarkan sifat alam :
· Langit – mencakup makhluk hidup di langit
· Bumi – mencakup makhluk hidup di bumi
· Air - mencakup makhluk hidup di air
3. Berdasarkan kekuasaan alam :
· Langit – mencakup seluruh dunia
· Bumi – mencakup suatu Negara
· Manusia – mencakup suatu kota