Menjabarkan Trilogi Pembangunan Jemaat
RENUNGAN: Berkarya dalam Penantian
Pemimpin sebenarnya berbicara ten-tang pengaruh dan ini tidak tergantung pada jabatan atau posisi tertentu yang kita miliki.
Karena itu ia maju dengan Iman, yakin akan pemanggilan Allah yang di nyatakan kepadanya dalam penglihatan serta menunjukkan kesediaanya yang berasal dari kesungguhan hati, juga kese-tiaannya dengan segala konsekwensi. Betapa berat baginya untuk menyampaikan kepada bangsanya sendiri berita yang berisi hukuman.
Mereka tidak mau mendengar bahkan makin menge-raskan hati (ayt 9). Dalam ayat 10 ini menunjuk pada akibat yang pasti akan terjadi pada hari kemudian terhadap berita hukuman yang disampaikan. Penolakan mereka terhadap seruan nabi Yesaya, berita yang harus disampaikan itu cukup mengejutkan dan mengesankan bagi Yesaya, sehingga ia bertanya berapa lamakah berlangsung kekerasan hati yang mendatangkan hukuman?
Jawaban Tuhan yakni hukuman itu bersifat menye-luruh, kota-kota menjadi sunyi, rumah-rumah menjadi kosong, penghuninya dibawa ke tempat pembuangan, tanahnya dirusak oleh musuh, menginjak-injak dan menjarahnya. Yang ada hanyalah perkabungan di seluruh negeri itu.
Di negeri itu mungkin masih ada sisa kecil, yaitu sepersepuluh bagian yang sementara masih belum terkena hukuman. Akan tetapi, pada waktunya akan mendapatkan hukumannya juga. Dengan demikian mereka itu digambarkan seperti “tunggul” yang masih berdiri setelah batang pohonnya ditebang. Tunggul yang tertinggal itu akan keluar tunas yang kudus.
Makna dan Implikasi Firman
Panggilan adalah suatu tugas yang di berikan Allah kepada manusia yang mengacu kepada pelayanan. Dipanggil berarti adanya tugas terhadap seseorang yang harus di laksanakan. Panggilan Allah kepada seseorang merupakan karunia Allah atas diri manusia yang pada akhirnya manusia dapat menjalankan panggilan tersebut sebagai bukti konkret dari pemahanmannya terhadap panggilan yang mengacu pada seluruh hidupnya.
Setiap kita yang memberi diri dan merespon panggilan dan pengutusan Tuhan untuk memimpin, baik melalui keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara harus memiliki wawasan dan mengembangkan keahliannya (karunia-karunia), agar dapat memimpin secara efektif.
Beberapa harapan bagi seorang pemimpin yang menjalankan tugas panggilan dan pengutusan Tuhan, adalah sbb : Pertama, ia harus takut akan Tuhan, setia pada komitmen, berani berkorban (tenaga, pikiran dan waktu) serta menyadari bahwa dirinya hanya alat kecil untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar dari Dia.
Kedua, ia harus terus mengembangkan kreatifitasnya, disiplin, jujur,rajin dan rendah hati, bijaksana dan mempunyai moral yang baik, serta mau membuka diri untuk belajar dan dapat bekerjasama dengan orang lain (tanpa memandang suku, status dan latarbelakangnya). Ketiga, dapat membaca tanda-tanda zaman; peka (mendengar suara Roh Kudus) untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar menyangkut masa depan orang-orang yang dipimpinnya. Keempat, menjadi pemimpin yang melayani, sebagai guru, sahabat dan bertanggungjawab dalam tugas yang diembannya.
Kita adalah umat yang layak, berharga dimata Allah. Sebutan umat yang layak diberikan kepada umat Israel dan kali ini sebutan umat yang layak ditujukan kepada umat kristiani atau orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan yang disebut bangsa yang terpilih imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.(1 Petrus 2:9).
Jadi jaganlah kita menyesal menjadi orang Kristen walaupun ditemui berbagai tantangan dalam melayani atau melaksanakan panggilan Tuhan. Hidup adalah pertandingan iman dan harus dikerjakan terus menerus, kita harus menang dalam pertandingan yang diwajibkan oleh Tuhan.
Bersama Tuhan pastilah kita akan mengalami kemenangan terhadap masalah yang dihadapi dan terus maju, sebab kita bukan sekedar pemenang tetapi kita lebih dari pemenang. Oleh sebab itu masuklah dalam pertandingan iman, jangan kabur atau kendor imannya tetapi hadapilah setiap masalah, maka kita akan menjadi orang yang lebih dari pemenang.
Dan kita juga harus menjadi orang yang terpilih tetapi juga berharga dimata Tuhan, orang yang dipilih Tuhan pastilah orang yang telah lahir baru, memelihara dan melaksanakan keselamatannya secara terus menerus, lebih khusus dapat menjawab panggilan Tuhan sambil berkata:” ini aku utuslah aku”.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
Jelaskan bagaimana Yesaya dipanggil dan diutus Allah, menu-rut Yesaya 6:1-13.
Setelah memahami panggilan Allah bagi Yesaya untuk mela-yani, bagaimanakah respon kita sebagai warga gereja dalam melaksanakan tugas pelayanan?
Jika pertanyaan, ”Siapakah yang akan Ku utus dan siapakah yang mau pergi untuk Aku. Dapatkah kita memberi jawab ‘Ini aku, utuslah aku? Jelaskan pendapat saudara.
NAS PEMBIMBING: Yohanes 13:20