“Datung Banua” Nikmati Tulude di Dumagin, Minta Jaga Tradisi Lokal hingga Sentil Masalah Listrik
Sebelum masuk ke dalam lokasi, kedua orang ini menerima kalung bunga kemudian diiringi doa-doa suci yang diucapkan dalam bahasa Sangihe.
Penulis: | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID - MOLIBAGU - Memegang mandat sebagai 'Datung Banua' dari suku Sangihe, Hi Herson Mayulu dan Iskandar Kamaru, disambut tarian adat dalam perayaan Festival Tulude yang digelar di Desa Dumagin A, Rabu (31/1) pukul 18.00 hingga 24.00 Wita.
Baca: Festival Tulude, Olly : Tulude Ajang Pemersatu dan Laboratorium Kerukunan
Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) ini terlihat kompak, datang menggunakan seragam adat Sangihe berwarna merah menyala yang sering digunakan tiap kali ada perayaan yang sama.
Sebelum masuk ke dalam lokasi pelaksanaan acara, kedua orang ini menerima kalung bunga kemudian diiringi dengan doa-doa suci yang diucapkan dalam bahasa Sangihe.
Sesekali kedua pimpinan daerah pencetus visi religius yang dijuluki sebagai bapak pemersatu umat beragama ini, melemparkan senyuman kepada masyarakat yang berada di samping jalan masuk.
Acara tersebut dibuka dengan ibadah kudus yang melibatkan seluruh umat beragama, baik Kristen, Muslim, maupun Hindu sebagai wujud implementasi dari visi religius.
Sesampai di panggung acara, kue adat tamo diiringi para penari dipersembahkan kepada Tuhan di depan Bupati dan masyarakat setempat. Di situ doa - doa memohon kesejahteraan dan menolak bala disampaikan.
Pembawa acara adat Tulude ini mendoakan para pimpinan dalam mensejahterakan masyarakat, dan menolak bala di tahun berjalan yang ditandai dengan pemotongan kue tamo.
"Berbagai pembangunan sudah dilakukan, 13 tahun ini bukanlah waktu yang singkat. Kita berjuang dengan berbagai suka dan duka," ujar Bupati.
Mayulu (H2M), meminta masyarakat jangan lupa bersyukur sama dengan khotbah pendeta.
Mayulu juga menyentil mengenai masalah listrik. "Gardu induk sementara di bangun, Insya Allah menjadi solusi," ujar Bupati yang menghibahkan lahan untuk pembangunan gardu induk PLN di Panango.
Baca: Listrik Sering Padam, Bupati Bolsel Herson Mayulu Soroti Kinerja PLN
Mayulu juga mengingatkan tiga tahap dalam kehidupan yang harus dijalani oleh seluruh umat beragama. "Hidup hanya tiga tahap, lahir, berarti dan mati," ujar Bupati di hadapan para peserta festival.
"Harus membangun iman yang kokoh, apa gunanya terlahir tidak berarti kemudian mati," ujar Bupati lagi.
Kemudian seluruh umat beragama diminta untuk selalu mengucap syukur sebagaimana yang disampaikan oleh Pendeta dalam khotbahnya.
Gubernur Olly Dondokambey yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara, Daniel Mewengkang,
berharap perayaan Festival Tulude di Desa Dumagin menjadi ajang pemersatu, mengikat tali silaturahmi dan rasa persaudaraan.
“Saling menghargai dan menghormati perbedaan etnis, budaya, dan agama," ujarnya.
Lestarikan Budaya Lokal
Bupati Bolsel Herson Mayulu (H2M), mengingatkan generasi muda agar jangan pernah jauh dari Tuhan. Hal tersebut disampaikan dalam perayaan Festival Tulude di Desa Dumagin A, Kecamatan Pinolosian Timur.
Kata Om Oku, sapaan akrab Bupati, berbagai persoalan yang terjadi dimana generasi muda mulai jauh dari syariat-syariat agama.
"Keinginan masuk gereja dan masjid mulai menghilang, makanya saya angkat visi religius," ujar Bupati.
Dia juga meminta generasi muda untuk mempertahankan budaya lokal yang sudah mengikat secara turun - temurun dari para nenek moyang. "Harus dipertahankan sampai zaman now," ujar Oku.
Kata Bupati jangan mencintai budaya barat melainkan mencintai budaya sendiri, sebab orang barat saja karena cinta budaya Indonesia mau datang berwisata.
"Mari bersyukur melibatkan Tuhan di dalam berbagai segi kehidupan," ujar Bupati. (lix)
