Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

RENUNGAN MINGGU: Waspada agar Tak Kehilangan Arah

MASA ADVEN menjadi persiapan mendalami makna perayaan tahunan kelahiran sang Penyelamat pada hari Natal.

Editor:
SESAWI.NET
Romo Agustinus Gianto SJ 

Mat 24:43b sebenarnya hanya berupa saduran ringkas perumpamaan yang kedua dengan mengalihkan peran hamba-hamba yang mesti berjaga-jaga dengan sikap seorang tuan rumah yang menjaga rumahnya terhadap pencuri yang tak diketahui kapan datangnya.

Setia Dalam Tanggungjawab

Seperti dalam perumpamaan pertama, yakni Mrk 13:34, perumpamaan talenta dalam versi Matius mulai pada Mat 25:14 yang menyebutkan bahwa orang yang meninggalkan rumahnya itu mempercayakan miliknya kepada para hambanya.

Markus berhenti di sini dan sisanya perlu dikembangkan oleh para pendengarnya. Maka, seperti ditemukan dalam Matius, masing-masing hamba disebutkan mendapat sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan kata lain, tanggung jawabnya sebanding dengan besarnya tugas tiap orang.

Mereka masing-masing diharapkan akan menjalankan pekerjaan yang diberikan pemilik dengan sebaik-baiknya sehingga urusannya tidak terbengkalai walaupun ia tidak ada di tempat.

Memang satu ketika ia akan kembali dan memeriksa jalannya urusan yang dipercayakannya tadi.

Akan jelas siapa dari para hamba itu yang sungguh dapat dipercaya dan siapa yang sebenarnya tidak layak diserahi urusan.

Kesetiaan digambarkan bukan dengan perasaan atau niatan saja, melainkan dengan usaha dan perbuatan nyata.

Mereka yang sungguh setia ialah yang berhasil mengembalikan dua kali lipat, maksudnya, berhasil mengembangkan sama dengan besarnya kepercayaan yang telah diberikan tuannya.

Mereka akan dijadikan orang merdeka – bukan lagi hamba – dan tetap boleh tinggal di rumah itu. Itulah cara Matius mengembangkan perumpamaan yang dirumuskan Markus dengan amat singkat dalam Mrk 13:34.

Apa warta Mrk 13:34? Seperti ditafsirkan oleh Matius yang kiranya memakai bahan Markus ini, orang diminta agar waspada, selalu siap sedia, dan berani mengembangkan apa saja yang diberikan kepadanya.

Tidak dibenarkan sikap merendah dan tak berani berinisiatif karena takut, seperti hamba yang mendapat satu talenta yang malah menyembunyikannya. Ia tidak dapat mempertanggungjawabkan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

Tenggang waktu menunggu pulangnya sang majikan menjadi kesempatan membangun masa depan tapi bisa juga berarti hilangnya masa depan itu.

Membangun masa depan dengan sikap percaya ialah cara menerima kebaikan ilahi yang paling bertanggungjawab. Itulah rahmat dalam kehidupan nyata.

Kesempatan Emas Jangan Dilewatkan

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved