Prihatin, Desa Korowai Alami Kematian Komunal, Relawan Sempat Berhenti dan Pulang Ke Zona Nyaman
Masyarakat Korowai, Papua, biasa ditangani misinonaris Amerika yang memeriksa kesehatan mereka.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID - Anak itu menatap ke kamera, badannya kurus sekali.
Agar dapat berdiri, kedua tangannya harus dibantu diangkat orang lain.
Dia seperti tidak tahan berdiri lama, seperti dicagakkan oleh tulang, tidak terlihat otot-otot melekat di badannya.
Baca: Echa si Putri Tidur Kondisinya Semakin Baik! Bisa Tersenyum dan Sudah Cari Handphone
Dengan badannya, anak ini ingin menggambarkan kondisi sebenarnya masyarakat pedalaman Korowai di Papua.
Malnutrisi, kekurangan gizi, hingga kematian komunal.
Mereka biasa dibantu seroang misionaris Amerika bernama Travor.
Pemandangan inilah yang sering dilihat Travor.
Baca: Halloween - 7 Manfaat Si Kuning yang Jarang Diketahui
Penjelasan akun @an_papua_meke, tiga bulan lalu, di Kampun Eyuni, 37 orang meninggal karena wabah penyakit.
Kondisi memprihatinkan ini membuat seorang relawan ingin kembali ke sana.
Sebelumnya, dia memutuskan untuk kembali menjalani kehidupan normal dan nyaman, lalu meninggalkan masyarakat di sana.
Baca: Ada 7.226 Ormas di Indonesia Tak Berbadan Hukum
Namun, melihat foto yang dikirimkan Trevor dia akhirnya merasa terpanggil untuk kembali.
"...Sejenak sy bayangkan bagaimana perasaan Mr. Travor menghadapi peristiwa-peristiwa itu di korowai sana, Sy berpikir lagi, Akhir-akhir ini sy sering sekali berpikir untuk berhenti ke papua, Berhenti membantu anak-anak, Berhenti dan kembali ke zona nyaman, Menjalani hidup seperti sebelumnya, Namun Setelah beberapa berita buruk yg sy terima belakangan ini Sy pikir barangkali memang belum saatnya untuk sy menyudahi," tulis @an_papua_meke, Senin (30/10/2017)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/kondisi-seorang-anak-di-korowai-papua_20171031_131442.jpg)