Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Menguap Ternyata Bisa Menular, Hoax atau Fakta? Ini Penjelasannya

Dalam sebuah penelitian yang ditayangkan di jurnal Current Biology, menguap menular itu terjadi sekitar 60 persen sampai 70 persen.

Editor: Siti Nurjanah
Metabod
Menguap Ternyata Menular 

"Beberapa dari kita memiliki jaringan motor yang sangat bagus dan sangat rentan terhadap menguap menular, sementara yang lainnya kurang begitu," kata penulis utama studi tersebut Stephen Jackson, profesor cognitive  neuroscience dari University of Nottingham.

Dalam percobaan terpisah, tulis Time, para peneliti menguji gagasan ini dan menemukan bahwa stimulasi otak listrik ringan meningkatkan rangsangan ke korteks motor.

Hal itu pada gilirannya mendorong kecenderungan masyarakat untuk menguap menular.

Kemampuan untuk mengubah rangsangan ini -dan dengan itu, kekuatan dorongan semacam itu-mungkin penting untuk memahami kondisi neurologis lainnya, kata para periset.

Dalam artikel yang ditayangkan Time, Jumat (1/9/2017) itu menguap adalah bentuk echophenomena (diartikan sebagai peniruan otomatis dari ucapan atau tindakan seseorang). Karakteristik ini yang juga terlihat pada kondisi seperti epilepsi, demensia, autisme, dan sindrom Tourette.

Memahami bagaimana rasangan menguap dan kekuatan mengubah dorongan menguap bisa menjadi langkah maju dalam dunia medis.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved