Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Heboh! Kemoterapi Justru Menyebarkan Kanker dan Memicu Tumor Lebih Ganas

Alih-alih memperbaiki mekanisme dalam tubuh, obat justru menjadi 'racun' yang memungkinkan tumor tumbuh kembali lebih kuat.

SHUTTERSTOCK
ilustrasi kanker payudara shutterstock 

MASIH teringat jelas kematian dua selebritis Tanah Air beberapa waktu lalu, Julia Perez dan Yana Zein. Keduanya disebut mengidap kanker.

Berulang kali mereka harus menjalani kemoterapi untuk mengurangi penderitaan akibat kanker. Namun, perlahan tapi pasti maut semakin mendekat; keduanya akhirnya berpulang ke Sang Pencipta.

Mengapa kemoterapi dianjurkan bagi para penderita kanker tapi malah justru semakin memperpendek usia? Mungkin penelitian ilmuwan dari Amerika Serikat bisa menjadi jawaban.

Dilansir dari warta telegraph.co.uk, Kamis (06/07/2017), periset di AS telah lama mempelajari obat dan pengobatan bagi para pasien kanker payudara.

Hasilnya, mereka mendapati bahwa obat justru semakin meningkatkan kemungkinan sel kanker bermigrasi ke bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker itulah yang semakin membuat para pasien mendekati ajal.

Di Inggris setiap tahun sekitar 55.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara. Sebanyak 11.000 orang di antaranya akhirnya meninggal.

Dari para pasien yang meninggal itu, banyak yang diberi kemoterapi sebelum operasi.

Namun, dalam penelitian baru yang dilaporkan dalam jurnal Science Translational Medicine menunjukkan bahwa tumor dalam jangka pendek bisa memicu penyebaran sel kanker di sekitar tubuh.

Alih-alih memperbaiki mekanisme dalam tubuh, obat justru menjadi 'racun' yang memungkinkan tumor tumbuh kembali lebih kuat.

Reaksi obat juga meningkatkan jumlah 'pintu' pada pembuluh darah yang memungkinkan kanker menyebar ke seluruh tubuh.

Dr George Karagiannis dari Albert Einstein College of Medicine dari Yeshiva University, New York, menemukan bahwa jumlah 'pintu' meningkat pada 20 pasien yang menerima dua obat kemoterapi umum.

Dari hasil penelitian pada tikus, kemoterapi malah meningkatkan jumlah sel kanker yang beredar di tubuh dan di paru-paru.

Ia mengatakan, selama kemoterapi dapat diperiksa penyebaran kanker dan munculnya 'pintu-pintu' tersebut.

"Jika kita lihat ada tanda-tanda peningkatan, kami akan merekomendasikan untuk menghentikan kemoterapi dan menjalani operasi terlebih dahulu, diikuti kemoterapi pascaoperasi."

"Kami hanya menyelidiki penyebaran sel kanker yang diobati dengan kemoterapi pada kanker payudara. Saat ini kami sedang mendalami jenis kanker lain untuk melihat apakah ada efek serupa," kata Karagiannis.

sumber: telegraph.co.uk

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved