Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Triliunan Rupiah Investasi Masuk Sulut, Apa Saja?

Olly menjelaskan akan ada puluhan triliun yang digelontorkan oleh para investor tersebut di Sulut.

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/CHRISTIAN WAYONGKERE
Olly Dondokambey. 

Laporan Wartawan Tribun Manado Christian Wayongkere

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia melansir kesepakatan bisnis senilai USD 400 juta atau setara dengan Rp 5,2 triliun, jika asumsi kurs Rp 13.000 per dolar AS.

Kesepakatan bisnis senilai triliunan rupiah itu terjadi saat pelaksanaan Manado Internasional Conference on Tourism yang digelar oleh BKPM, Kementerian Pariwisata, pemerintah provinsi Sulawesi Utara, pricewaterhouse coopers, broadway malyan dan international reseach development Indonesia, Hotel Peninsula pada 22-24 Mei 2017.

Kesepakatan tersebut terdiri dari kerjasama bisnis antara PMA Tiongkok dengan perusahaan Indonesia terkait pembangunan di Manado Selatan. Investasi tersebut menyasar sektor hotel, apartemen, shopping mall dan diving center senilai USD 200 juta.

Selain itu, juga ditandatangani kerjasama antara Dalian Maritime University ( asal Tiongkok dengan lima universitas yakni ITB, Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, Universitas Hasanuddin dan Universitas Negeri Manado.

Kepala BKPM RI Thomas Lembong mengungkapkan, kesepakatan bisnis yang dihasilkan merupakan salah satu bukti nyata menggeliatnya investasi di sektor pariwisata di Indonesia.

"Dua kesepakatan bisnis serta satu kesepakatan terkait dengan pendidikan tersebut merupakan bukti nyata upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi di sektor pariwisata dan maritim," ujarnya dalam konferensi pers Invest Manado di Hotel Sintesa Peninsula, Rabu (24/5/2017).

Menurut Thomas, nilai yang dihasilkan oleh kesepakatan bisnis tersebut diluar dari kesepakatan yang dapat diperoleh dalam kegiatan one on one meetin. Hingga kini terkonfirmasi diikuti oleh 37 perusahaan dari Tiongkok, Jepang, Singapura, Australia, Persatuan Emirat Arab, dan Korea Selatan.

“Dalam forum one on one meeting mereka akan dipertemukan dengan perusahaan maupun pemerintah daerah secara langsung untuk membahas mengenai minat investasi mereka,” ungkapnya.

Selain itu, terdapat tujuh perwakilan kedutaan besar dan asosiasi bisnis asing dari Tiongkok, Thailand, Australia, dan Jepang. Kegiatan Invest Manado bertujuan untuk memberikan gambaran destinasi investasi di Sulut dan mempopulerkan tujuan pariwisata di Manado.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, isu konektifitas menjadi penting untuk menopang pertumbuhan sektor pariwisata di Sulut.

“Isu konektifitas tersebut menyangkut One Belt One Road (OBOR) yang dicanangkan oleh Presiden Xi Jinping yang didalamnya terdapat empat komponen utama yakni kawasan industri, pembangunan kota baru, pembangunan airport dan pelabuhan baru serta destinasi pariwisata,” kata Arief.

Arief menilai potensi konektifitas tersebut akan sangat besar apabila dapat dikapitalisasikan dalam suatu proyek investasi bersama baik dengan Tiongkok maupun dengan investor dari negara-negara lainnya.

“Contohnya untuk rute kapal pesiar bisa dikembangkan dari Bali ke Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Banggai, Toegan, kemudian ke Bunaken, selanjutnya Morotai, Raja Ampat dan terakhir di Tual,” ungkapnya.

 Gubernur Sulut Olly Dondokambey menegaskaan harus ada keseriusan dalam menyambut investasi dari luar masuk ke Sulut.

"Infrastruktur pariwisata akan datang dengan sendirinya untuk membangun asal pemerintah dan masyarakatnya welcome pada investasi yang akan masuk,. Kalau masyarakat ribut-ribut bagaimana orang mau berinvestasi itu intinya," katanya.

Olly tetap optimis meski belum ada anggaran, namun semua program tetap on the track yakni pembangunan jalan tol sebagai penunjang pariwisata, perkembangan hotel dan kedatangan wisatawan terus menerus dalam jumlah banyak.

"Yang paling menarik untuk dijual untuk investor ke Sulut adalah keramahan masyarakat Sulut, welcome dan menerima siapa yang datang," tambahnya.

Katanya, masyarakat harus mau menerima siapapun agar investasi datang. Olly mengungkapkan adanya investasi pembangunan empat hotel dan dua rumah dari Cina. Investasi yang datang juba berupa semen, kereta api, power plant dan lainnya. "Permudah perizinan walikota bupati," tambahnya.

Dia menambahkan letak geografis Sulut dekat dengan Asia Timur mempermudah wisatawan dari luar mau ke Morotai, Raja Ampat dan Wakatobi hanya memakan waktu yang tidak lama ke daerah ini.

Olly menjelaskan akan ada puluhan triliun yang digelontorkan oleh para investor tersebut di Sulut

"PT Concs akan membeli lahan di marina plaza untuk bangun hotel 30 lantai. Selasa malam, sudah bertemu dan akan take over kawasan Marina Plaza," tukasnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved