Single Focus Reporting
(VIDEO) Teroris Mengamuk di Kantor Lurah
Kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung, Jawa Barat, mendadak mencekam, Senin (27/2/2017) pagi.
"Lalu lari ke arah kantor kelurahan," ujar Nurhikmah, seorang saksi mata di lokasi kejadian, Senin (27/2/2017).
Pagi itu Nurhikmah mengaku melihat seorang pria duduk di sebuah sepeda motor.
"Saya jalan biasa, tidak jauh dari itu meledak.
"Saya merasa kasihan dan mau saya bantuin.
"Namun di belakang saya ada yang teriak itu bom... Teroris!" katanya.
Usai terpental, kata dia, pelaku melarikan diri sambil membawa pisau.
"Terus dia masuk ke Kelurahan (Arjuna).
"Masuk ruangan sebelah kiri, diam dulu.
"Tidak lama kemudian ia sempat mengancam," katanya.
Saksi mata lainnya mengatakan, bersama sejumlah temannya mengejar pelaku hingga ke kantor Kelurahan Arjuna.
Ia bahkan memberanikan diri untuk menantang pelaku.
"Saya tantang duel. Kalau mau buang pisau. Dia bilang kalau berani sini," katanya.
Seorang petugas keamanan kelurahan, Ardhan Elsawa (27), menuturkan, ia mendengar suara ribut-tibut warga yang hendak menangkap pelaku.
"Saya dengar warga teriak-teriak, tangkap-tangkap.
"Otomatis bingung.
"Ia masuk ke kelurahan dan mengayunkan pisau," katanya.
Saat pelaku masuk ke kelurahan, menurutnya di dalam kantor tersebut ada delapan orang.
Selain itu ada masyarakat, sekitar enam orang, tengah di meja pelayanan untuk pembuatan KTP elektronik.
"Pas masuk, dia mengancam dan menyuruh staf untuk menunduk.
"Warga yang ada di dalam masuk ke ruangan staf dan langsung ditutup akses masuk.
"Saya coba mengejar, dia pergi ke atas.
"Karena bawa senjata tajam, saya kemudian amankan staf dan warga yang ada di dalam, demi keselamatan mereka," katanya.
Seusai pelaku berada di lantai dua dan menyuruh pegawai serta masyarakat untuk keluar, ia kemudian menutup seluruh pintu di lantai bawah.
"Banyak berkas penting di dalam jadi saya amankan," ujar Ardhan Elsawa.
Tak lama berselang petugas dari Polda Jabar dan Polrestabes Bandung mengamankan sekitar lokasi Taman Pandawa dan Kelurahan Arjuna.
Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil bersyukur peristiwa bom yang terjadi di Taman Pandawa, Jalan Arjuna, Bandung, tidak membawa korban jiwa.
"Alhamdulilah pegawai kelurahan yang sedang bertugas semua bisa menyelamatkan diri.
"Jadi tidak ada sandera atau korban jiwa dari PNS Kota Bandung" kata Ridwan Kamil di lokasi kejadian.
Wali kota yang akrab disapa Kang Emil ini menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus bom tersebut kepada pihak kepolisian.
"Saya menyerahkan penanganan situasi ke kepada polisi.
"Pelaku sudah dilumpuhkan oleh kepolisian," katanya.
Pelaku Pernah Ikut Pelatihan Ala Militer
Pelaku bom panci di Taman Pandawa, Bandung, diduga kuat berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Yayat Cahdiyat, pelaku pengeboman yang tewas ditembak polisi, pernah dijatuhi hukuman karena terlibat dalam pelatihan ala militer di pegunungan Jalin Jantho, Aceh, pada 2010 lalu.
"Pelaku sudah pernah ikut latihan di Jalin Jantho, Aceh Besar.
"Saat itu saya pimpin operasinya, pada 2010.
"Saat itu tertangkap sekitar 70 orang, termasuk pelaku bom panci di Taman Pandawa, Bandung," ujar Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, ketika ditemui di Kampus C Universitas Airlangga, Surabaya, Senin (27/2/2017).
Menurut Kapolri, kelompoknya itu bisa diketahui dari ucapan pelaku yang meminta teman‑temannya yang ditangkap Densus 88, untuk segera dibebaskan.
"Ini upaya menarik perhatian, eksistensi agar teman‑temannya yang ditangkap Densus dibebaskan.
"Belakangan kan banyak kasus yang terbongkar atau sedang diajukan terkait serangan bom," ungkap Tito.
Ia menyebutkan identitas pelaku sudah diketahui karena pernah divonis 3 tahun penjara.
Selain itu polisi juga telah mengantongi identitas pelaku yang melarikan diri.
"Sementara ini kami tidak melihat adanya hubungan kasus bom ini dengan kedatangannya Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia," kata Kapolri.
Kabagpenum Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, memberi penjelasan serupa.
Menurutnya, Yayat Cahdiyat alias Dani alias Abu Salam, pernah tergabung dalam kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung pimpinan Ujang Kusnanang alias Rian alias Ujang Pincang.
Menurutnya, Yayat Cahdiyat pernah ditangkap di Cikampek pada 2011 karena mengikuti pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh, pada awal 2010.
Yayat divonis tiga tahun penjara.
Martinus mengatakan, saat ini petugas masih mendalami motif pelaku melakukan aksi teror tersebut.
"Setelah keluar dari penjara pada 2015, petugas masih memantau pergerakannya ke mana saja," jelasnya.
Ketika beraksi di Taman Pandawa, Yayat tampil tenang meski tubuhnya sempat terkena efek ledakan.
Jaket parasut dan rompi yang dikenakan terlihat sobek.
"Kena di bagian punggungnya.
"Tapi tidak berdarah," ujar saksi mata, Rizal Ilala Nugraha (23), warga setempat.
Rizal menyebut, tak ada raut wajah ketakutan.
Yayat seolah puas pada ledakan bom panci.
"Jadi pas saya kejar sama warga, dia balik badan, terus tertawa sambil mengacungkan belati ke arah warga.
"Ketawanya itu kayak puas," kata Rizal.
Dia kemudian mengikuti pelaku peledakan bom tersebut sampai di kantor Kelurahan Arjuna.
"Tadinya saya kejar itu karena mengira dia pelaku tabrak lari atau apa, nah pas pelajar SMA 6 ikut kejar bilang kalau dia pelaku bom panci," kata Rizal.
Simak tayangan videonya di atas.