Single Focus Reporting
(VIDEO) Teroris Mengamuk di Kantor Lurah
Kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung, Jawa Barat, mendadak mencekam, Senin (27/2/2017) pagi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung, mendadak mencekam, Senin (27/2/2017) pagi.
Seorang teroris bernama Yayat Cahdiyat (41) yang membawa senjata api laras pendek dan sangkur, masuk ke kantor tersebut dan terlibat baku tembak dengan polisi.
Sebelumnya Yayat dan seorang pelaku yang melarikan diri, meletakkan sebuah bom panci di Lapangan Pandawa, sekira pukul 09.00 WIB.
Bom panci berisi paku tersebut kemudian meledak, namun tidak membawa korban.
Setelah beraksi, Yayat lari ke dalam Kantor Kelurahan Arjuna, Jl Pandawa, yang berada sekira 100 meter dari lokasi ledakan.
Namun nahas, satu jam kemudian Yayat tewas diterjang timah panas yang dilepaskan petugas Gegana Brimob.
Ganjar Budi, Sekretaris Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, kaget bukan kepalang saat ada pria menerobos masuk ke kantornya.
Pria itu dikejar siswa SMA dan petugas Lingkungan Masyarakat (Linmas).
"Dia tiba-tiba saja masuk sambil mengacungkan sangkur," kata Ganjar.
Hajjah Maisaroh (52), Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kelurahan Arjuna, mengaku ketakutan ketika pelaku masuk ke kantornya.
"Sekitar pukul 09.00 WIB, saat kami sedang melakukan pelayanan masyarakat di kelurahan, tiba-tiba di luar terdengar ribut-ribut.
"Seorang laki-laki masuk ke kantor kelurahan," kata Maisaroh.
Orang tersebut mengacungkan belati sambil berteriak-teriak, "Mana yang pimpinan kantor."
Maisaroh, delapan pegawai dan masyarakat, langsung sembunyi di bawah meja.
"Orang itu berteriak teriak-terus. Dia bawa ransel," katanya.
Sekira 20 menit mereka tak berani keluar dari kolong meja.
"Sekira 20 menit, kami beranikan diri keluar gedung dan meloncati meja konter berkaca setinggi 1,5 meter.
"Alhamdullilah, pertolongan Tuhan, semua bisa loncat padahal semua perempuan sebaya-saya," kata Maisaroh.
Seorang pegawai kemudian mengunci pintu utama agar pelaku tidak keluar gedung.
"Pelaku naik ke lantai dua gedung kelurahan.
"Dia mulai bakar-bakar, mecahin kaca jendela lantai dua dan lempar lempar kursi, sound system, komputer," katanya.
Polisi yang datang tak lama kemudian, mencoba mengajak bicara pelaku.
Namun polisi hanya bisa sampai beberapa anak tangga pertama.
"Selanjutnya terdengar tembakan-tembakan sampai pelaku tergeletak di lantai dasar," kata Maisaroh.
Fotokopi KTP
Pelaku meletakkan bom panci di atas meja di ujung lapangan, tepatnya di seberang sekolah dasar (SD) Kresna Pandawa.
Sebelum masuk ke kantor kelurahan, tersangka membentak-bentak para pengguna jalan dan warga yang ada di pinggir jalan.
Yayat Cahdiyat tewas dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Polri Sartika Asih.
"Tadi kondisinya kritis, namun saat dibawa pelaku meninggal dunia dalam perjalanan," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus.
Yusri tidak menyebut secara rinci bagian tubuh pelaku yang tertembak.
"Tertembak satu peluru di depan," katanya.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan yang datang ke tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan pelaku sempat melakukan perlawanan dan melepaskan tembakan.
"Saat petugas akan masuk, terdengar suara tembakan. Namun akhirnya petugas dapat melumpuhkan pelaku," katanya.
Ketika berada di Kantor Kelurahan, pelaku sempat berteriak mengajukan tuntutan pembebasan teman-temannya yang kini berada dalam tahanan Detasemen Khusus 88 Antoteror.
"Tuntutannya, ingin agar tahanan yang ada di Densus dibebaskan," kata dia.
Nama pelaku diketahui dari fotokopi KTP yang tercecer di TKP.
Berdasarkan dokumen tersebut Yayat Cahdiyat, pria kelahiran Purwakarta 24 Juni 1975.
Ia beralamat di RT 3/1 Kampung Cukanggenteng, Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung.
Tak hanya KTP, selembar STNK sepeda motor tercecer di lokasi ledakan bom panci.
Nomor polisi pada STNK itu serupa dengan plat nomor sepeda motor Suzuki Smash yang ditinggal Yayat.
Nomor polisi sepeda motor itu T 4812 EV, nama pemilik Damawi, alamat di RT 11/4 Kampung Sukagalih, Teluk Jambe Karawang.
Motor itu terpakir di pinggir trotoar Taman Pandawa yang jaraknya hanya sekitar lima meter dari lokasi ledakan bom panci.
Terpental Kena Ledakan Bom
Seorang saksi mata peristiwa ledakan bom panci di Taman Pandawa, Jalan Arjuna, Bandung, Jawa Barat, menyebut tersangka Yayat Cahdiyat sempat terpental saat bom meledak.
"Pelaku kemudian berdiri dan mengeluarkan pisau.
"Lalu lari ke arah kantor kelurahan," ujar Nurhikmah, seorang saksi mata di lokasi kejadian, Senin (27/2/2017).
Pagi itu Nurhikmah mengaku melihat seorang pria duduk di sebuah sepeda motor.
"Saya jalan biasa, tidak jauh dari itu meledak.
"Saya merasa kasihan dan mau saya bantuin.
"Namun di belakang saya ada yang teriak itu bom... Teroris!" katanya.
Usai terpental, kata dia, pelaku melarikan diri sambil membawa pisau.
"Terus dia masuk ke Kelurahan (Arjuna).
"Masuk ruangan sebelah kiri, diam dulu.
"Tidak lama kemudian ia sempat mengancam," katanya.
Saksi mata lainnya mengatakan, bersama sejumlah temannya mengejar pelaku hingga ke kantor Kelurahan Arjuna.
Ia bahkan memberanikan diri untuk menantang pelaku.
"Saya tantang duel. Kalau mau buang pisau. Dia bilang kalau berani sini," katanya.
Seorang petugas keamanan kelurahan, Ardhan Elsawa (27), menuturkan, ia mendengar suara ribut-tibut warga yang hendak menangkap pelaku.
"Saya dengar warga teriak-teriak, tangkap-tangkap.
"Otomatis bingung.
"Ia masuk ke kelurahan dan mengayunkan pisau," katanya.
Saat pelaku masuk ke kelurahan, menurutnya di dalam kantor tersebut ada delapan orang.
Selain itu ada masyarakat, sekitar enam orang, tengah di meja pelayanan untuk pembuatan KTP elektronik.
"Pas masuk, dia mengancam dan menyuruh staf untuk menunduk.
"Warga yang ada di dalam masuk ke ruangan staf dan langsung ditutup akses masuk.
"Saya coba mengejar, dia pergi ke atas.
"Karena bawa senjata tajam, saya kemudian amankan staf dan warga yang ada di dalam, demi keselamatan mereka," katanya.
Seusai pelaku berada di lantai dua dan menyuruh pegawai serta masyarakat untuk keluar, ia kemudian menutup seluruh pintu di lantai bawah.
"Banyak berkas penting di dalam jadi saya amankan," ujar Ardhan Elsawa.
Tak lama berselang petugas dari Polda Jabar dan Polrestabes Bandung mengamankan sekitar lokasi Taman Pandawa dan Kelurahan Arjuna.
Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil bersyukur peristiwa bom yang terjadi di Taman Pandawa, Jalan Arjuna, Bandung, tidak membawa korban jiwa.
"Alhamdulilah pegawai kelurahan yang sedang bertugas semua bisa menyelamatkan diri.
"Jadi tidak ada sandera atau korban jiwa dari PNS Kota Bandung" kata Ridwan Kamil di lokasi kejadian.
Wali kota yang akrab disapa Kang Emil ini menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus bom tersebut kepada pihak kepolisian.
"Saya menyerahkan penanganan situasi ke kepada polisi.
"Pelaku sudah dilumpuhkan oleh kepolisian," katanya.
Pelaku Pernah Ikut Pelatihan Ala Militer
Pelaku bom panci di Taman Pandawa, Bandung, diduga kuat berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Yayat Cahdiyat, pelaku pengeboman yang tewas ditembak polisi, pernah dijatuhi hukuman karena terlibat dalam pelatihan ala militer di pegunungan Jalin Jantho, Aceh, pada 2010 lalu.
"Pelaku sudah pernah ikut latihan di Jalin Jantho, Aceh Besar.
"Saat itu saya pimpin operasinya, pada 2010.
"Saat itu tertangkap sekitar 70 orang, termasuk pelaku bom panci di Taman Pandawa, Bandung," ujar Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, ketika ditemui di Kampus C Universitas Airlangga, Surabaya, Senin (27/2/2017).
Menurut Kapolri, kelompoknya itu bisa diketahui dari ucapan pelaku yang meminta teman‑temannya yang ditangkap Densus 88, untuk segera dibebaskan.
"Ini upaya menarik perhatian, eksistensi agar teman‑temannya yang ditangkap Densus dibebaskan.
"Belakangan kan banyak kasus yang terbongkar atau sedang diajukan terkait serangan bom," ungkap Tito.
Ia menyebutkan identitas pelaku sudah diketahui karena pernah divonis 3 tahun penjara.
Selain itu polisi juga telah mengantongi identitas pelaku yang melarikan diri.
"Sementara ini kami tidak melihat adanya hubungan kasus bom ini dengan kedatangannya Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia," kata Kapolri.
Kabagpenum Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, memberi penjelasan serupa.
Menurutnya, Yayat Cahdiyat alias Dani alias Abu Salam, pernah tergabung dalam kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung pimpinan Ujang Kusnanang alias Rian alias Ujang Pincang.
Menurutnya, Yayat Cahdiyat pernah ditangkap di Cikampek pada 2011 karena mengikuti pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh, pada awal 2010.
Yayat divonis tiga tahun penjara.
Martinus mengatakan, saat ini petugas masih mendalami motif pelaku melakukan aksi teror tersebut.
"Setelah keluar dari penjara pada 2015, petugas masih memantau pergerakannya ke mana saja," jelasnya.
Ketika beraksi di Taman Pandawa, Yayat tampil tenang meski tubuhnya sempat terkena efek ledakan.
Jaket parasut dan rompi yang dikenakan terlihat sobek.
"Kena di bagian punggungnya.
"Tapi tidak berdarah," ujar saksi mata, Rizal Ilala Nugraha (23), warga setempat.
Rizal menyebut, tak ada raut wajah ketakutan.
Yayat seolah puas pada ledakan bom panci.
"Jadi pas saya kejar sama warga, dia balik badan, terus tertawa sambil mengacungkan belati ke arah warga.
"Ketawanya itu kayak puas," kata Rizal.
Dia kemudian mengikuti pelaku peledakan bom tersebut sampai di kantor Kelurahan Arjuna.
"Tadinya saya kejar itu karena mengira dia pelaku tabrak lari atau apa, nah pas pelajar SMA 6 ikut kejar bilang kalau dia pelaku bom panci," kata Rizal.
Simak tayangan videonya di atas.