Desa Teep Trans Produksi Kerajinan dari Kayu Kelapa
Dari kejauhan suara mesin pemotong kayu terdengar. Suasana bising ini memang sudah menjadi hal biasa.
Penulis: | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Dari kejauhan suara mesin pemotong kayu terdengar. Suasana bising ini memang sudah menjadi hal biasa bagi sekelompok anak muda di Desa Teep Trans, Amurang Barat.
Mereka adalah anggota dari Karang Taruna desa yang sehari-harinya membuat kreasi kerajinan tangan dari batang dan tempurung kelapa.
Pantauan Tribun Manado, Selasa (15/11), muda-mudi yang berjumlah sekitar lima orang ini sudah familiar dengan mesin yang ada.
Hal ini tidak mengherankan karena sejak 17 Oktober lalu Desa Teep mengadakan 'Pelatihan Ekonomi Kreatif Karang Taruna' khusus pembuatan kerajinan tangan. Tak main-main, pelatih yang didatangkan juga berasal dari Tomohon. Kini berkat pelatihan tersebut, produk-produk kerajinan yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis tinggi bahkan sudah bisa menghasilkan produk seperti meja dan kursi.
Adapun produk-produk lainnya yang sementara diproduksi adalah gantungan kunci, pajangan pesawat, kapal, hiasan meja, hiasan pintu, tempat pinsil serta pulpen dan lainnya.
Menurut Alfrets Suoth, Ketua Karang Taruna Desa Teep Trans, lamanya proses pembuatan souvenir tergantung dari masing-masing produk. "Untuk pajangan seperti kapal misalnya memakan waktu sekitar tiga hari. Sedangkan produk seperti meja dan kursi proses pengerjaan lebih lama," ujarnya.
Lanjut Alfrets, dalam proses pembuatan terbagi dalam tujuh tahap. "Tahap pertama kayu pohon kelapa dipotong menggunakan mesin sesuai dengan lebar yang diinginkan. Lalu kayu yang dipotong diratakan dan kemudian dibentuk sesuai dengan keinginan," jelasnya.
Proses selanjutnya adalah penghalusan. Tahap kelima adalah penambahan produk seperti tulisan atau foto, kemudian pengecetan serta tahap terakhir pengecekan kembali lualitas produk.
Saat ini dia mengaku produk-produk tersebut sudah siap dipasarkan bahkan sudah dibeli oleh sebagian masyarakat. Diwawancara terpisah, Hukum Tua Desa Teep Trans, Alex Tamabajong, mengatakan tujuan dari pembentukan Karang Taruna tersebut adalah untuk memberdayakan anak-anak desa yang putus sekolah bahkan belum bekerja.
"Setelah mereka menyelesaikan satu produk, mereka langsung dibayar. Tentunya selain untuk mengurangi pengangguran, Karang Taruna ini dibuat sebagai media bagi mereka untuk berkreasi," ujar dia. *
