Yang Butuh Kayu Sisa Tebangan Pohon Peneduh, Silahkan Hubungi BLH Manado
Kendaraan yang bertangga tersebut, diyakini akan memudahkan petugas pemangkas, kemudian jauh dari risiko kecelakaan saat bekerja.
Penulis: | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Felix Tendeken
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Mengantisipasi pohon penghijau yang berpotensi patah secara besar - besaran, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Manado, mengusulkan penambahan kendaraan operasional jenis grace.
Kendaraan yang bertangga tersebut, diyakini akan memudahkan petugas pemangkas, kemudian jauh dari risiko kecelakaan saat bekerja.
"Kita usulkan satu unit lewat Dinas Kebersihan. Selama ini pekerja memanjat secara manual, dan harga sewanya cukup mahal," ungkap kepala BLH Manado, Heri Saptono, Kamis (11/8).
Dengan kendaraan tersebut maka anggaran pemangkasan per orang satu pohon Rp 2 Juta, bisa dialihkan untuk kegiatan lainnya.
Apalagi kata Saptono, selama ini mereka tidak memiliki alat penebang maupun pengangkut hasil tebangan, sehingga hanya berharap kepada armada milik Dinas Kebersihan.
"Risiko jatuh, dan kena setruman listrik sangat berpotensi. Inilah alsannya kita butuh mobil grace," ujar Saptono kepada wartawan.
Terkait kayu sisa ditebang itu, dia mengimbau masyarakat yang tertarik memanfaatkannya untuk dijadikan karya seni yang bernilai, bisa langsung menghubungi pihaknya.
"Daripada hanya berakhir di tempat sampah atau tempat pembakaran, silahkan bagi yang tertarik bisa kontak langsung dengan petugas BLH atau Dinas Kebersihan," imbaunya.
Bagi yang berminat kata kaban, tidak perlu takut, karena kayu akan diberikan secara gratis. Hanya saja untuk mengambilnya wajib menggunakan kendaraan pribadi.
"Mau ambil semua silahkan, dari pada di buang sayang kan," kata Kaban.
Sementara itu menurut Herdi, penebang kayu yang biasa digunakan oleh dinas dan badan terkait, wajar jika harganya terlampau tinggi. Apalagi risiko kehilangan nyawa mengintai kapan saja.
"Itu harga wajar, tapi kami berharap alat grace segera diadakan. Agar nyawa penebang tidak terancam dengan kondisi pohon yang bisa patah kapan saja," tukas Herdi.