Jelang Lebaran, Pedagang Lampu Botol Menjamur di Kotamobagu
"Saya cari di tempat sampah, lihat ada di jalan dipungut, kadang kala juga minta di warung-warung."
Penulis: Handhika Dawangi | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU - Sedikit berkeriput di beberapa bagian wajah tak menggambarkan usia Oma Keke sudah 65 tahun.
Tubuhnya yang masih gemuk membuat pandangan orang lain terhadapnya mungkin berusia 45 tahun.
Ditambah lagi pekerjaannya yaitu mengumpulkan botol bekas membuat orang lain semakin tak percaya usia Oma Keke sudah melewati setengah abad.
Setiap selesai umat muslim merayakan hari raya idul fitri, Oma Keke mulai berkeliling Kota Kotamobagu untuk mencari botol bekas, kemudian dikumpulkannya sebagai bahan membuat lampu botol.
"Saya cari di tempat sampah, lihat ada di jalan dipungut, kadang kala juga minta di warung-warung. Itu dilakukan selama setahun sampai hari raya idul fitri tahun berikutnya," ujar Oma Keke saat ditemui di Pinggir Jalan Datoe Binangkang, Sabtu (2/7) sore.
Hal serupa dilakukannya sudah selama tiga tahun terakhir ini. Selain botol bekas berukuran mini, seperti botol minuman penambah stamina (M-150), bahan lain yang dikumpulkan tanpa biaya yakni sisa-sisa seng plat yang digunakan sebagai penahan sumbu pada lampu botol.
Hanya bahan sumbu konfor yang membuat Oma Keke harus mengeluarkan biaya. "Biaya yang saya keluarkan itu Rp 200 ribu untuk membeli sumbu," ujarnya.
Setelah semua bahan terkumpul, Oma Keke masih harus mengubah botol menjadi lampu botol. Seng plat dibuat menjadi berbentuk pipa kecil berukuran sama dengan sumbu, lalu dimasukkan pada penutup botol. Pembuatan dilakukan Oma Keke lima bulan sebelum hari raya idul fitri.
Pengeluaran Oma Keke yaitu Rp 200 ribu tergantikan ketika lampu botol sudah mulai ia jual pada satu minggu menjelang hari raya idul fitri. Biasanya setiap tiga hari sebelum hari raya masyarakat sudah memasang lampu.
"Tahun ini ada 600 botol yang terkumpul, dikalikan harga Rp 2000 per botol maka jumlah uang ketika semuanya terjual yaitu Rp 1.2 juta. Ada Rp 1 juta pendapatan bersih," ujarnya.
Setiap hari sejak pagi sampai tengah malam lampu botol Oma Keke terjual sampai 50 botol, dan karena dirinya beragama Kristen uang hasil jualan lamput botol digunakan untuk belanja keperluan hariannya dan juga untuk biaya cucunya sekolah.
Oma Keke satu diantara penjual musiman lampu botol. Selain dirinya masih ada banyak penjual lain yang tersebar di Kota Kotamobagu seperti di Pinggir Jalan Adampe Dolot, Pinggir Jalan Samping Toko Paris, dan di beberapa jalan lain di Kotamobagu.
Dengan adanya banyak penjual yang tersebar mempermudah masyarakat untuk mencari lamput botol, tak hanya dari Kotamobagu dari luar juga ada. Endang (50) misalnya dari Lolan Bolmong.
"Ini untuk dipasang lima malam sebelum hari raya idul fitri. Sudah menjadi kebiasaan kami setiap tahunnya," ujarnya dari Dalam Mobil usai membeli lampu botol di Pinggir Jalan Adampe Dolot Kelurahan Mogolaing. (Tribun Manado/Handika Dawangi)