Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penertiban Jalur Boulevard Dua Ricuh, Aksi Lempar Batu Tak Bisa Dihindari

Penertiban bangunan liar disepanjang Jalan Boulevard II Senin (31/5) pukul 10.00 Wita berlangsung ricuh.

Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
Tribun Manado/Felix Tendeken

Laporan Wartawan Tribun Manado Felix Tendeken

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Penertiban bangunan liar disepanjang Jalan Boulevard II Senin (31/5) pukul 10.00 Wita berlangsung ricuh.

Pasalnya pedagang yang juga masyarakat setempat tidak menerima keputusan Pemerintah Kota Manado lewat Satuan Polisi Pamong Praja yang akan membongkar paksa rumah dagang mereka.

Aksi lempar batu pun terjadi dan melukai satu warga serta satu anggota polisi. Melihat peristiwa ini para petugas penegak perda ini mengejar beberapa masyarakat yang coba melakukan perlawanan.

Adu mulut antara warga tidak bisa terhindar lagi, sehingga menambah panas situasi tersebut. Ibu - ibu berkacamata hitam berteriak dilapangan menantang para petugas tersebut untuk adu jotos.

"Kami hanya melaksanakan tugas bersama TNI dan Polri. Kemarin sudah dilayangkan surat peringatan ketiga, minta warga bongkar sendiri,"kata Kabid Talaktib Sat Pol PP Manado, Richard Lineleyan didepan para pendemo.

Meski telah mengerakan 125 orang anggota Sat Pol PP, 100 anggota Dalmas Polresta Manado, dan 50 orang anggota TNI dari Satuan Militer 1309 Santiago, tidak juga meredakan emosi warga.

Sebelum melakukan perlawanan mereka membakar sejumlah kayu dan spanduk di tengah jalan tersebut. "Maju kalau berani. Torang so nda tako mati,"ucap beberapa ibu - ibu berkaca mata hitam.

Upaya mereka tidak dihiraukan oleh penegak perda ini, mereka dengan berani mendobrak berikade pendemo menggunakan tameng dan rotan.

Pendemo yang ketakutan melompat berlarian dan kembali mengambil batu untuk melempar para petugas ini. "Tolong hentikan semua ini, jangan sampai ada korban lagi. Warga sudah cukup ketakutan dengan kejadian ini,"kata Pendeta Ulta Tendean dari Gereja GMIM Sion Sindulang Satu menggunakan load spiker.

Dirinya meminta agar Pemerintah Kota Manado memberikan kesempatan bagi pedagang untuk mengembalikan modal yang sudah kekuar untuk usaha tersebut.

Apalagi mereka sudah janji ketika proses hearing di Kantor DPRD Manado akan membongkar bangunan sendiri ketika waktunya. "Berikan mereka kesempatan sampai bulan Desember, baru mereka bongkar sendiri,"kata Pendeta.

Aksi tersebut sempat mereda dimana petugas dan pedagang sepakat melakukan negosiasi di rumah makan dabu - dabu sindulang.

Pada percakapan tersebut masyarakat mengatakan Pemerintah Kelurahan tidak melakukan sosialisasi penertiban, melainkan menerjunkan para petugas gabungan tersebut tanpa memberikan kesempatan warga untuk membongkar.

"Kami ingin bertemukan masyarakat dengan Wali Kota Manado,"ucap Steven Sekeon warga Sindulang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved