Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasib Sandera Militan Abu Sayyaf

Sudah Rencana Menikah, Keluarga Peter, Sandera Abu Sayyaf Pasrah, Yang Terjadi Terjadilah!

Keluarga dari 10 ABK kapal yang disandera tentu harap-harap cemas dengan keselamatan anggota keluarganya yang disandera.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
Kelompok militan Abu Sayyaf 

Peter terakhir datang Natal 25 Desembet 2015. "Saat pulang dia menemui saudara dan teman-temannya. Kemudian 2 Januari 2016 balik Jakarta untuk persiapan pelayaran ke Filipina.

Peter memiliki pacar di Tahuna tepatnya mengajar sebagai guru di Tabukan Selatan. Namanya, Telly Pontoh.

Mereka sudah lama merajut cinta, dan tukar cincin sejak 2013, rencananya akan segera menikah.

Sedangkan Keluarga Peter di Batam menyatakan pasrah dengan keberadaan saudaranya tersebut saat ini.

"Kita di sini sudah pasrah, tak bisa berbuat apa-apa lagi, apa yang akan terjadi besok terjadilah," kata Kris Ishak, keluarga Peter yang ditemui Tribundi kediamannya, Perumahan Mukakuning Paradise, Batuaji, Batam, Kamis (7/4) siang.

Ia mengaku sudah menyerahkan segala urusan pembebasan kepada pemerintah Indonesia."Sudah kita serahkan semuanya kepada pemerintah, '' ujarnya.

Kris sebelumnya mengaku, keluarga di Batam dan di kampung halamannya Sangihe Sulawesi Utara sangat cemas dan khawatir soal nasib Peter dan teman-temanya.

"Waktu Peter sempat menghubungi perusahaannya dan memberitahukan kabarnya, dan saat itu juga pihak penyandera minta uang tebusan sebesar Rp14,3 miliar atau sebesar 50 juta Peso, batasnya Rabu (30/3) ini," kata Kris Ishak.

Kris Ishak juga menuturkan orangtua Peter yakni Charlos Barahama dan Sipipce Selemburung. Terlebih Abang Peter yaitu Samsared Barahama, terus melakukan komunikasi dengan pihak perusahaan terkait perkembangannya.

"Abangnya yang terus aktif menghubungi pihak perusahaan, karena abangnya juga, seorang pelaut. Mungkin dia sedikit tahu mengenai bajak laut ini," terang Kris.

Sementara itu Youla Lasut istri dari salah satu ABK yang disandera, Alvian Elvis was-was. Saban hari, dalam aktivitas apapun ia selalu membawa telepon seluler. Ia menunggu perkembangan terbaru dari suaminya.

"Setiap hari saya berharap ada kabar mengenai suami saya. Saya berharap dihubungi langsung suami," kata Youla di kediamannya kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kabar terakhir yang diterima Youla langsung dari suaminya yakni pada Minggu kemarin. Setelah itu menurut Youla ia hanya mendapat kabar perkembangan kondisi terkini dari perusahaan tempat suaminya bekerja yakni PT Patria Maritim Line.

"Kondisi terakhir menurut perusahaan suami saya dan yang lainnya dalam kondisi sehat," katanya.

Tidak ada kabar langsung dari suaminya membuat Youla terus berkoordinasi dengan perusahaan dan Kementerian Luar Negeri yang sedang mengupayakan pembebasan.

Baik perusahaan maupun kemenlu meminta Youla untuk mempercayakan langkah-langkah yang sedang ditempuh.

"Selama ini yang berhubungan dengan pembajak yakni perusahaan dan Kemenlu. Menurut mereka kondisi aman. Perusahaan dan pemerintah meminta supaya bersabar dan meminta dukungan, agar segera dapat diselesaikan," katanya.(Tribun Manado/Ven/Bob/Fik)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved