Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Travel

Rumah Makan Legendaris Tinoor Tomohon, Berdiri di Atas Jurang, Eksis Sejak Zaman Roda Sapi

Selain hidangannya lezat, satu ciri khas rumah makan ini terletak di tepi jurang Tinoor.

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Fransiska_Noel
Pandajajan.blogspot.com
Seorang turis lokal tengah menikmati hidangan menu khas Minahasa di sebuah rumah makan yang berdiri di Tinoor Tomohon. (pandajajan.blogspot.com) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON -  Sejak dulu daerah ini terkenal dengan rumah-rumah makannya yang terletak di ruas jalan Tomohon-Manado.

Selain hidangannya lezat, satu ciri khas rumah makan ini terletak di tepi jurang Tinoor.

Kini hidangan khas Minahasa di rumah-rumah makan Tinoor sudah menjadi salah satu ikon kuliner Kota Tomohon.

Sedikitnya saat ini ada delapan rumah makan di Tinoor. Sebagian besar menawarkan kuliner khas Minahasa.

Salah satu menu yang digemari yakni sate Tinoor. Sambil menyantap makanan, di rumah makan tertentu pengunjung bisa menikmati pemandangan kota Manado.

manado

(Pemadangan indah kota Manado diambil dari Rumah Makan Pemandangan Tinoor Tomohon/Michael Sendow)

Sejak jalan Manado-Tomohon belum diaspal, rumah makan Tinoor sudah eksis. Judi Turambi, peneliti sejarah Tomohon, menungkapkan, rumah makan di Tinoor berkembang dari awalnya hanya gubuk atau dalam bahasa lokal sabuah, kini berkembang menjadi rumah makan besar.

Usaha rumah makan di Tinoor awalnya dirintis oleh Kaes Evenglien Rambing, cucu Hukum Tua Bastian Rambing pada 1927.

Ketika pertama kali dirintis, tempat makan itu baru berbentuk sabuah yang terletak di jalur kiri pinggiran jalan ke arah Manado.

Roda sapi

Kebanyakan yang singgah makan di sabuah itu para pedagang dari Sonder, Remboken, dan Tomohon. Ketika itu mereka menggunakan roda sapi melintas atau pulang dari Wenang (nama Manado tempo dulu). Mereka kerap singgah di sabuah untuk menyantap menu kawok (tikus kebun), peret (kelelawar), nasi bungkus dan minum saguer (air sadapan pohon aren).

Sumber lain juga menyebut kalau pada zaman Belanda, sebelum tahun 1930, orang Tinoor sudah berjualan makanan. Lokasinya di jalan utama, diyakini jalan dimaksud jalan menuju ke Lotta dan Kali, yakni jalan tangga-tangga.

"Di jalan itu terdapat beberapa sabuah atau terung tempat mereka berjualan," kata Turambi.

Jalan utama yang sekarang Manado-Tomohon dibuka sekitar tahun 1930-an. Dulu juga dikenal ada rumah makan disebut maroda, sebab yang makan disitu hanya mereka yang datang menggunakan roda.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved