Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tragedi Kebakaran Inul Vizta Manado

Detik-detik Dramatis Saat Pengunjung Inul Vizta Bertarung dengan Maut

Suasana ketika itu sangat mencekam, banyak yang teriak-teriak histeris. Hal sama kembali terjadi, ruangan jadi sesak menghabiskan oksigen.

Penulis: Alexander_Pattyranie | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO/VALDY SUAK
Puluhan mobil dan motor yang mengiringi dua mobil jenazah mampir di depan Inul Vizta Manado sebelum di bawa ke rumah duka, Senin, (26/10). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Saat sedang asik nyanyi di tempat Karaoke Inul Vizta Family KTV Megamas, Manado, Minggu dini hari, tiba-tiba asap mulai masuk dari celah pintu.

Itulah gambaran kejadiannya kata Sulistiyanto (35), warga Perumahan Griya Paniki Indah (GPI) Mapanget saat ditemui di Kelas I Kamar B1 Rumah Sakit Umum Pusat Prof Dr RD Kandou Malalayang Manado, Selasa (27/10).

"Saat itu baru tiga lagu yang diputar. Saya sedang duduk, tiba-tiba seorang teman yang sedang bernyanyi teriak ada asap masuk," ujar Sulistiyanto.

Dia mengaku bersama enam teman lainnya yang kebetulan tempatnya dekat tangga, langsung turun. Namun, saat keluar sudah sangat banyak asap.

"Kami terkejut di luar sangat banyak asap. Kelima teman saya keluar duluan. Saya dan teman mencoba ikut," tambah dia.

Tiba-tiba menjadi gelap gulita, listrik padam. Baru sampai di pintu, pengunjung dari ruangan lainnya yang panik mendorong mereka masuk kembali ke dalam ruangan.

Mereka pun menutup pintu."Karena di luar berasap tebal, jadi bertahan di dalam ruangan untuk bernapas," tambah Sulistiyanto yang mencoba mengingat kembali peristiwa nahas itu.

Dalam keadaan gelap, Sulistiyanto bersama temannya membuka pintu mencoba meloloskan diri.

Namun, baru sekitar dua meter dari ruangan, napas menjadi sesak dan udaranya terasa sangat panas.

Keduanya pun kembali ke ruangan untuk bertahan. Tak lama kemudian asap mulai banyak dalam ruangan, oksigen pun habis.

"Saya dan teman pun memutuskan untuk keluar. Jarak pandang hanya sekitar satu meter. Napas sesak dan sangat panas, terpaksa kami masuk room lain lalu menutup pintu," kata dia lega.

Di ruangan itu, mereka bernapas bebas. Namun baru sekitar tiga menit, pengunjung yang panik di ruangan tadi ikut bergabung juga di ruangan mereka.

Suasana ketika itu sangat mencekam, banyak yang teriak-teriak histeris. Hal sama kembali terjadi, ruangan jadi sesak menghabiskan oksigen.

Akhirnya Sulistiyanto bersama rekannya berkali-kali mencoba untuk turun ke lantai bawah, namun selalu gagal.

"Baru berjalan sekitar dua meter, napas jadi sesak," terang Sulistiyanto.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved