Renungan Minggu
Efata
Ketulian sesenyap apapun dan kebutaan segala apapun tak bisa menahan suara dan terang yang keluar dari Yesus.
Penulis: | Editor:
"Engkaulah Anakkku yang terkasih, kepadaMulah Aku berkenan," Pengalaman ini tak pernah lepas dari diri-Nya. Kini Ia menengadah menghadirkan kembali kekuatan dari atas dan menyalurkannya ke dalam telingan dan lidah orang bisu tuli tadi.
Kelima: setelah peristiwa penyembuhan Yesus berpesan kepada orang banyak untuk merahasiakan kejadian ini. Namun semakin dilarang justru semangat mereka untuk memberitakannya.
Aneh, di sini yang dilarang orang banyak, jadi berbeda dengan yang terjadi dalam penyembuhan yang lain misalnya orang kusta (Markus 1:44).
Larangan ini sebenarnya mengimbau orang banyak agar tidak mengobral cerita sehingga maknanya menjadi buyar, menjadi kisah penyembuhan dan penumpangan tangan semata-mata. Orang banyak diminta untuk mengendapkan pengalan ini dan menemukan arti peristiwa tersebut.
Yesus tidak bisa dilihat semata sebagai tukang buat mukjizat/penyembuh dan lain-lain tapi ada hubungannya dengan Ia adalah Putera Allah dan akan memuncak dalam peristiwa kebangkitan.
Setiap tidakan, pengajaran dan penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus harus dilihat dalam konteks pengakuan terhadap, "Engkaulah Puteraku yang terkasih kepada-Nya Aku berkenan", sungguh orang ini Anak Allah (Markus 15:39).
Keenam, mereka takjub, tercengang dan berkata, "Ia menjadikan segala-galanya baik!" Mengingatkan kita tentang peristiwa penciptaan yang semuanya dibuat atau diciptakan Allah itu baik adanya sehingga orang tuli akan dibukakan dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai (Kitab Yesaya) dan karena telah dibebaskan maka yang disembuhkan bersorak-sorai dan bergembira. (*)
Ikuti berita-berita terbaru di tribunmanado.co.id, menyajikan lengkap berita-berita nasional, olah raga maupun berita-berita Manado terkini. Follow Twitter @Tribun_Manado dan Like fanpage kami di Tribun Manado Sharing Community. TribunManadoNomor1