Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Minggu

Tak Selamanya Lautan Tetap Tenang

MENJADI orang yang percaya kepada TUHAN tidak berarti segalanya pasti mulus, bebas dari segala macam hambatan, tantangan dan hambatan.

Penulis: | Editor:
ilustrasi 

Inilah ungkapan iman pemazmur. Karena keyakinan imannya itulah maka dia datang kepada TUHAN dalam doanya.

Bertolak dari iman itu, maka pemazmur mengajukan permohonannya kepada TUHAN, dalam ayat 10-11, agar TUHAN melanjutkan kasih setiaNya bagi orang yang mengenal keadilanNya dan yang tulus hati, serta menghindarkan mereka dari orang-orang congkak yang hendak menindas dan mengusir mereka.

Bagian akhir dari doanya pemazmur kembali menyatakan keyakinannya bahwa orang-orang fasik itu sekali kelak akan jatuh terbanting dan tidak akan bangun lagi.

Jadi kebalikan dari orang yang berharap kepada TUHAN, yang tahan bantingan, maka orang-orang fasik adalah orang-orang yang tidak tahan bantingan. Sekali jatuh, tak bisa bangun lagi.

Sering terjadi, bila kita menghadapi orang fasik yang hendak mencelakai kita, maka kita cenderung untuk membalas kejahatan dengan kejahatan, dengan dalih untuk membela diri.

Artinya, kita melakukan tindakan balas dendam. Jika demikian halnya, maka kita sudah berbalik menjadi "orang fasik", yaitu orang yang mengenal Allah, tahu tentang kehendak TUHAN, tetapi kita sendiri tidak melakukannya. Kalau begitu maka kitapun menjadi orang yang tidak tahan bantingan, hingga akhirnya jatuh dan tidak bisa bangun lagi.

Menjadi orang yang beriman berarti menjadi orang yang tahan bantingan. Untuk bisa tahan bantingan, maka kita mesti meyakini akan keadilan TUHAN, dengan tulus melakukan kehendak TUHAN, percaya akan campur tangan TUHAN.

Di minggu-minggu sengsara ini, kita juga hendak merenungkan dan belajar lagi dari Kristus yang dengan rela menderita sengsara demi kesetiaan dan ketaatanNya kepada Sang Bapa.

Kita juga diajarkan dari bagian Alkitab ini untuk tidak membalas dendam, jika kita mengalami tekanan dari "orang fasik" yang ada di sekitar kita. Hal ini sejalan pula dengan nasehat Paulus kepada Jemaat di Roma sebagaimana disebutkan dalam Roma 12:9-21

19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.

21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Sebab itu serahkanlah semua kekuatiranmu kepada Allah, demikianlah nasehat Rasul Petrus dalam 1Pe 5:7, sebab Ia yang memelihara kamu. Amin. (*)

Ikuti berita-berita terbaru di tribunmanado.co.id, menyajikan lengkap berita-berita nasional, olah raga maupun berita-berita Manado online. Follow Twitter @Tribun_Manado dan Like fanpage kami di Tribun Manado Sharing Community. TribunManadoNomor1

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved