Hujan Tangis di Lahan Pangiang Saat Rumah Dibongkar Sat Pol PP
Ratusan warga yang tinggal di Lahan Pangiang, Kelurahan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado berurai air mata, Selasa (9/6).
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ratusan warga yang tinggal di Lahan Pangiang, Kelurahan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado berurai air mata, Selasa (9/6).
Mereka menyaksikan rumah yang selama ini menjadi tempat berlindung dibongkar paksa oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Manado dalam sebuah operasi penertiban.
Di sela tangis, terdengar teriakan-teriakan warga yang menolak penertiban tersebut. Namun para anggota Satpol PP tak memedulikannya dengan terus membongkar bangunan-bangunan itu.
Bukan tanpa perlawanan, namun warga tak mampu berbuat apa-apa, saat ratusan aparat kepolisian juga ikut menjaga proses penertiban, yang dimulai sejak pukul 10.00 Wita.
Proses penertiban pun, pada awalnya tak berlangsung lancar. Belasan warga yang didominasi pria, mulai membentuk pagar berduri, di sekitar area Lahan Pangiang.
Aksi bakar ban pun dilakukan oleh para warga. Pembakaran ban dilakukan di dua titik, yang keduanya terletak di jalan masuk area lahan pangian. Para personel satpol PP pun menunggu di luar lahan.
Sebelum adanya penertiban lahan, sempat terjadi diskusi antara dua pihak, yakni warga dan Pemkot Manado dengan masing-masing menggunakan pengeras suara.
Dari pihak pemerintah melalui Rhesky Max Naray mengimbau agar warga segera mengosongkan Lahan Pangiang, karena akan dieksekusi oleh Satpol PP.
Sedangkan dari pihak warga melalui pengeras suara, meminta kepada pemerintah agar bisa menunjukan surat perintah penertiban dari Pengadilan Negeri.
Setelah tak ada hasil tersebut, melalui Komando Kasatpol PP Kota Manado, Xaverius Runtuwene, ratusan petugas Satpol PP mulai memasuki Lahan Pangiang diikuti polisi.
Pada awalnya, terjadi upaya mempertahankan diri dari warga, dengan menolak untuk menjauh dari rumah mereka yang akan dieksekusi. Namun, banyaknya personel Satpol PP dan kepolisian membuat warga tidak bisa
berbuat banyak, saat satu persatu bangunan mereka dirobohkan.
Saat satu per satu rumah roboh, warga yang didominasi wanita kembali histeris. Namun, teriakan dari warga tak diindahkan para petugas, yang mulai merobohkan rumah mereka dengan menggunakan pentungan, balok kayu, hingga batang pohon yang berada di sekitar Lahan Pangiang.
Bahkan, seorang wanita sempat tidak sadarkan diri, saat rumahnya sudah roboh, tinggal tumpukan kayu dan seng.
Kondisi sempat memanas, saat beberapa orang warga melakukan aksi lemparan batu ke arah petugas. Para petugas pun mengejar orang yang diduga melakukan aksi pelemparan.
Bukan hanya dengan batu, petugas juga sempat mengamankan beberapa orang yang diduga provokator dan juga kedapatan membawa senjata tajam.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/penertiban-rumah-di-pangiang_20150610_090749.jpg)