Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Minggu

Berapa Banyak Janji yang Sudah Anda Penuhi?

Pertanyaannya, berapa banyak dari janji-janji yang pernah Anda keluarkan itu Anda penuhi? Berapa banyak yang tidak Anda penuhi?

Penulis: Maickel Karundeng | Editor: Fransiska_Noel
zoom-inlihat foto Berapa Banyak Janji yang Sudah Anda Penuhi?
net
Ilustrasi

Orang yang menerima ungkapan itu bisa berharap janji akan dilakukan. Dalam budaya modern, janji itu mengikat secara moral. Ada ungkapan: Our words are our debt. Tidak menepati janji berarti tidak membayar utang.

Kalau manusia banyak berjanji sebenarnya wajar, karena Allah Sang Pencipta yang adalah patron manusia ciptaan adalah Allah yang banyak berjanji.

Menurut seorang penulis, dalam Alkitab ada 3.573 janji Allah dan semuanya adalah janji-janji yang ditepati oleh Allah.

Salah satu contoh janji Allah yang adalah Dia akan mengirimkan seorang Juruselamat yang akan mengalahkan iblis (Kejadian 3:15), dan ini sudah Dia penuhi dalam kedatangan Kristus.

Dan janji Allah yang terakhir adalah bahwa Yesus akan datang kembali. Ini janji yang masih kita tunggu pemenuhannya.

Bedanya dengan Tuhan, kalau kita sering ingkar janji, maka Allah tidak pernah tidak menepati janji-janji-Nya (Bilangan 23:19).

Sementara manusia dengan keterbatasan dan karena dosa tidak mampu selalu memenuhi janji-janjinya dan kadang dengan sengaja mengingkari janji-janjinya untuk kepentingan sesaat.

Kita harus sadar ketika kita berjanji maka reputasi kita sedang dipertaruhkan. Apakah janji kita akan terpenuhi atau tidak. Ketika kita penuhi maka kita telah bertindak dengan integritas dan sebaliknya ketika kita gagal memenuhi janji kita maka kita sedang mengganggu integritas sendiri.

Kalau kita adalah pribadi yang mau berubah dan bertumbuh, maka satu hal yang bisa perbaiki adalah dalam soal berjanji dan memenuhi janji.

Kita perlu menyadari dan mengevaluasi bagaimana kita telah membuat janji, motivasi di balik membuat janji seberapa banyak kita berhasil memenuhi janji-janji kita, dan apa yang membuat kita telah sering gagal dalam memenuhi janji-janji kita.

Untuk suatu janji yang spesifik kita perlu memahami motivasi-apakah untuk ego kita atau untuk kebutuhan? Apakah Anda perlu membuat janji itu? Apakah Anda mampu memenuhi janji itu? Lebih baik kita tidak menjanjikan sesuatu yang muluk-muluk yang kita sendiri tidak dapat memenuhinya.

Jika kita sudah berjanji maka penuhi. Sama seperti Allah yang konsisten menepati janjinya demikianlah kita harus belajar konsisten dengan janji-janji kita. Amin. (kel)

Update terus informasi terbaru setiap hari di Tribun Manado edisi cetak, dan di www.tribunmanado.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved