Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tajuk Tamu : Fungsi Bahasa

Bahasa adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam berkomunikasi sehari- sehari.

Editor: Fransiska_Noel

Lefrand Rurut
Pengkaji di Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara
    

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bahasa adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam berkomunikasi sehari- sehari. Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang. Fungsi-fungsi tersebut antara lain, sebagai alat ekpresi diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial, dan sebagai alat kontrol sosial. Dalam tulisan ini akan dibahas keempat fungsi tersebut.

1. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri

Ketika masih kanak-kanak, kita menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendak atau perasaan pada sasaran yang tetap, yakni ayah dan ibu. Dalam perkembangan selanjutnya, kita tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendak kita, tetapi juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitar kita. Setelah dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Demikan juga, seorang penulis dapat mengekspresikan dirinya melalui tulisannya.

Sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, kita mungkin masih ingat ketika remaja dulu, kita menuangkan perasaan dan pengalaman kita pada sebuah buku yang dinamakan diary 'buku harian'. Ketika menuliskan sesuatu dalam buku harian tersebut, kita tidak memikirkan siapa pembacanya. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak.

Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, kita tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengar atau pembaca. Kita menggunakan bahasa hanya untuk kepentingan pribadi. Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.

2. Bahasa sebagai Alat Komunikasi

Sebuah komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan orang-orang yang sezaman dengan kita. Bahkan, sebagai alat komunikasi bahasa dapat menjadi saluran perumusan maksud kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga karena ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan, dan mengarahkan masa depan kita.

Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin memengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.

Pada saat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, kita harus menggunakan "bahasa yang komunikatif". Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dengan tingkat pendidikan tertentu dan berwawasan luas, tetapi kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Contoh lain, kata griya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata griya dan kata makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, yaitu nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, dan nuansa tradisional.

3. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial

Sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang lain. Anggota masyarakat  hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Lebih daripada itu, bahasa memungkinkan setiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi atau pembauran yang sempurna bagi setiap individu dengan masyarakatnya.

Sebagai contoh, ada aktivitas budaya yang bernama kumaya di lingkungan masyarakat Tondano. Kumaya dalam bahasa Indonesia berarti 'arisan'. Dalam aktivitas tersebut, para peserta biasanya menggunakan bahasa lokal atau bahasa daerah dalam, yakni bahasa Tondano. Jadi, bahasa Tondano menjadi bahasa yang memungkinkan integrasi peserta kumaya sekaligus untuk adaptasi sosial.

4. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif untuk diterapkan kepada diri kita sendiri atau masyarakat. Berbagai penjelasan, informasi, dan pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved