Gunung Lokon Meletus
Sejak Pagi Hingga Sore Ini Sudah 14 Kali Gunung Lokon Meletus
Tak pernah berhenti 'batuk'. Seperti itulah perilaku yang ditunjukkan Gunung Lokon di Tomohon
Penulis: | Editor: David_Kusuma
Laporan Tribun Manado, Warsetf Abisada
TRIBUNMANADO.CO.ID - TOMOHON - Tak pernah berhenti 'batuk'. Seperti itulah perilaku yang ditunjukkan Gunung Lokon di Tomohon. Setelah Senin (9/9) sekitar pukul 06.34 Wita gunung ini sempat meletus dengan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter, Selasa (10/9) pagi hingga sore tercatat sebanyak 14 kali gunung ini melutus.
Letusan terbesar terjadi pukul 06.15 Wita dan 06.45 Wita. Letusan pertama mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 1.500 meter. Berselang 30 menit kemudian volume abu vulkanik yang lebih besar tampak, dengan ketinggian mencapai 3.000 meter.
Warga pun sempat menyaksikan fenomena alam ini. "Letusan Lokon untuk pagi ini terjadi dua kali, yakni pukul 06.15 Wita dan 06.45 Wita dengan ketinggian abu letusan berkisar kurang lebih 1.500 meter dan 3.000 meter," kata Danramil Tomohon Kapten Kavaleri Ahmad Nurdin.
Abu vulkanik kata dia tertiup angin ke arah barat laut, dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat Tomohon. "Keadaan Gunung Lokon masih status siaga, jadi warga diminta tetap waspada," katanya.
Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon, Farid Bina mengungkapkan, sebelum terjadi letusan, tanda-tanda memang sudah terlihat sejak sehari sebelumnya, ketika terjadi peningkatan aktivitas signifikan sejak pukul 20.00 Wita.
"Setelah meletus Senin pagi, pada malam harinya aktivitas naik lagi, dengan terekamnya gempa vulkanik baik dangkal maupun dalam sehingga memicu letusan secara terus menerus pada hari ini. Tapi, beruntung material yang dikeluarkan tak sampai jatuh di Tomohon," tuturnya.
Dijelaskan Farid, hingga kini status Gunung Lokon masih tetap dipertahankan pada level III (siaga), karena aktivitas magmatik masih sangat tinggi, begitu juga dengan potensi ancamannya.
"Status belum diturunkan atau dinaikkan, masih dipertahankan pada status siaga karena aktivitas magmatik yang dapat memicu terjadinya letusan masih tinggi. Jadi masyarakat belum diperbolehkan mendekati zona bahaya 2,5 kilometer atau melakukan pendakian hingga ke puncak, karena dapat mengancam keselamatan," tukasnya. (war)