Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rohani Katolik

Pintu Sempit ke Surga

Siapakah yang diselamatkan? Siapakah yang masuk surga?

Penulis: | Editor:

Oleh Pastor FX Haryanto Pr, Pastor Paroki Santo Joseph Pekerja Manado

SIAPAKAH yang diselamatkan? Siapakah yang masuk surga? Dalam Injil hari ini, keselamatan digambarkan sebagai sebuah perjamuan. Mulanya keselamatan itu ditawarkan pada bangsa Israel saja. Namun karena mereka menolaknya, maka keselamatan ditawarkan kepada semua bangsa, kepada tiap orang. Tetapi keselamatan itu bukanlah hal otomatis, melainkan harus diperoleh dengan susah payah, penuh kesulitan, melalui pintu sempit.

Pertama, keselamatan diperuntukkan bagi mereka yang telah menang dalam pertandingan kehidupan ini. Orang yang juara dan memperoleh mahkota adalah mereka yang telah melatih diri dengan tekun, ulet, rajin, setia, bersemangat, terus-menerus. Paulus mengatakan, “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal,” dengan mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan (1 Tim 6:11-12; 2 Tim 4:7-8).

Kedua, keselamatan diberikan kepada mereka yang telah mendengarkan dan melakukan Sabda Tuhan. Banyak orang menjadi pendengar Firman, tetapi tidak melakukannya (Yak 1:22). Yesus membandingkannya seperti yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir, sehingga roboh saat diterpa badai besar. Sebaliknya, Yesus membandingkan orang yang mendengarkan Firman dan melaksanakannya sama dengan mereka yang membangun rumah di atas fondasi batu, sehingga tidak roboh oleh terpaan badai besar (Mt 7:22-26). Mendengarkan pengajaran Tuhan tanpa melaksanakan berarti hidup dalam iman yang mati (Yak 2:17).

Ketiga, keselamatan diberikan kepada mereka yang melakukan kebaikan. Dalam Matius dikemukakan situasi penghakiman terakhir. Kepada yang melakukan kebaikan pada orang lapar, tidak berbaju, asing, haus, penjara, sakit, Tuhan bekata, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” (Mt 25:34)

Keempat, keselamatan diberikan kepada mereka yang hadir dalam perjamuan dengan penuh persaudaraan. Banyak orang ikut Perjamuan Tuhan (Ekaristi) tetapi tidak masuk surga, karena ia hadir tidak dalam semangat persaudaraan Kristiani sebagai anak-anak Bapa, bahkan saling membenci. Banyak orang menjadi Katolik hanya saat berada dalam gedung gereja dan saat merayakan Ekaristi. Namun ketika keluar Misa, hidupnya tidak lagi Katolik. Banyak orang hadir dalam Ekaristi tidak dengan layak, bahkan baru masuk saat mau konsekrasi dan langsung komuni, bahkan hatinya mendua karena BB dan iPad. Banyak orang Katolik rajin ikut Ekaristi, namun rajin juga melakukan tindakan kejahatan di dalam pekerjaan dan hidup bermasyarakat/berumat. Yesus bekata kepada mereka bahwa Dia tidak mengenal mereka.

Pak Eka tidak lulus dalam ujian masuk surga. Pasalnya, ia tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan Petrus yang hanya tiga. Siapa nama orang yang duduk di sebelah kananmu saat Ekaristi di gereja kemarin? Siapa nama keluarga tetanggamu yang di belakang rumahmu? Berapa kali kau ikut kegiatan kerja bakti desa dan Siskamling? Ketiganya dijawab ‘tidak tahu’. Lalu Eka menunjukkan surat baptisnya, surat krisma, surat komuni pertama dan surat nikahnya sebagai bukti kekatolikannya. Namun Petrus menjawab bahwa itu tidak dibutuhkan. Ingat! Saat kita dihakimi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sekitar “apa yang kita buat bagi sesama” bukannya tentang “apa yang kita miliki”.

Sungguh benar kata Yesus. “Ada orang yang terakhir yang akan menjadi yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir” (Luk 13:30). Mereka datang untuk duduk makan dalam Kerajaan Allah bersama Bapa Abraham, Isak dan Yakob. Bagaimana Anda nanti?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved