Seminar
Hasil Diskusi tentang Etnis Tionghoa Perlu Dibukukan
Dosen sejarah di Fakultas Ilmu Sosial Unima ini mengatakan, pluralisme tak perlu disingkap karena itu realita.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - DISKUSI Pluralisme dan Multikulturalisme yang diselenggarakan North Sulawesi Network, Tribun Manado dan Paguyuban Tionghoa Tumou Tou sukses digelar, Rabu (24/10). Berbagai tanggapan diberikan para sejarahwan, tokoh Tionghoa, akademisi, bahkan tokoh agama yang bukan dari etnis Tionghoa.
Kiky Wangkar, satu di antara tokoh etnis Tionghoa di Sulut mengatakan, di Sulut ini ada tokoh Tionghoa yang memberikan sumbangsih besar bagi dunia pendidikan dan keagamaan. Seperti pendiri GMIM Kristus yang kemudian membuka yayasan Eben Haezar. Selain itu, kata dia, ada juga tokoh Tionghoa dari kalangan Muslim. "Mereka banyak di kawasan Lili Loyor. Saya rasa banyak juga sejarah mengenai etnis Tionghoa yang mereka ketahui," tuturnya.
Selain Kiky Wangkar ada juga Dr Meike Imbar Mpd. Dosen sejarah di Fakultas Ilmu Sosial Unima ini mengatakan, pluralisme tak perlu disingkap karena itu realita. Menurutnya yang menjadi persoalan adalah multikultur. "Kami etnis Tionghoa sejajar dengan etnis lain yang ada di Indonesia ini," ujar Imbar.
Menurut dia, sejarah etnis Tionghoa di Sulut perlu dibukukan. Hal ini kata dia, biar menjadi pelajaran bagi generasi Tionghoa mendatang, dan bahkan bisa menjadi pengetahuan bagi masyarakat yang bukan etnis Tionghoa. Ada hal menarik yang juga perlu diangkat dari sejarah Tionghoa di Sulawesi Utara. "Kita harus teliti mengapa pecinaan di Manado itu di sampingnya ada komunitas Arab dan mereka hidup rukun sampai saat ini. Ini satu-satunya loh," tutur Imbar.
Ketua Paguyuban Tionghoa Tumou Tou Hengky Wijaya mengatakan, sejarah itu penting tapi saat semua orang hidup untuk masa depan. Kata dia, dalam diskusi ini perlu dibahas mengenai interaksi etnis Tionghoa dalam memajukan bangsa Indonesia terlebih khusus Sulawesi Utara. "Kita jangan tonjolkan perbedaan, seperti saya katakan kita ini sudah berada di Sulut sudah berinteraksi dengan masyarakat di sini jadi kita juga harus saling menghidupi memajukan tanah tercinta ini," tandasnya.

 
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Tiga-remaja-diduga-korban-TPPO-saat-diamankan-aparat-polisi-di-Pelabuhan-Manado.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/KORBAN-TPPO-Unit-Reskrim-Polsek-Kawasan-Pelabuhan-Manado-656.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/TPPO-Unit-Reskrim-Polsek-Kawasan-Pelabuhan-Manado-berhasil-menggagalkan-dugaanLO0.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Kantor-Damkar-Manado-Rabu-31102025gvjghjgh789mk89898.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/KORBAN-TPPO-Unit-Reskrim-Polsek-Kawasan-Pelabuhanli09-0.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/KEBAKARAN-RUMAH-Peristiwa-kebakaran-rumah-terjadi-di-Kelurahan-TongkainaLO0.jpg)